Kota kuno yang hilang ditemukan berawal dari ketidaksengajaan (BBC)
JAKARTA - Kota Maya kuno yang hilang ditemukan setelah berabad-abad tersembunyi di balik hutan Meksiko. Para arkeolog menemukan piramida, lapangan olahraga, jalur-jalur yang menghubungkan distrik dan amfiteater di Campeche, bagian tenggara Meksiko.
Mereka menemukan kompleks tersembunyi yang mereka namai Valeriana menggunakan Lidar. Lidar merupakan teknik menggunakan laser untuk menyurvei struktur yang terkubur di bawah vegetasi.
Mereka meyakini kepadatannya berada di urutan kedua setelah Calakmul, yang dianggap sebagai situs Maya terbesar di Amerika Latin kuno.
Tim arkeolog menemukan tiga situs secara keseluruhan—yang ukurannya sebesar Edinburgh, ibu kota Skotlandia—"secara tidak sengaja" ketika salah satu arkeolog menjelajah data di internet.
“Saya menjelajah sampai halaman 16 di mesin pencarian Google dan menemukan survei laser untuk pemantauan lingkungan yang dilakukan oleh organisasi Meksiko," kata mahasiswa S-3 arkeologi di Tulane University di AS, Luke Auld-Thomas, melansir BBC, Senin (11/11/2024).
Survei yang dimaksud Auld-Thomas adalah survei Lidar, teknik penginderaan jarak jauh yang menembakkan ribuan laser dari pesawat dan memetakan objek di bawahnya menggunakan waktu yang dibutuhkan sinyal untuk kembali.
Namun, ketika Auld-Thomas memproses data dengan metode yang digunakan para arkeolog, dia menemukan apa yang terlewat oleh orang-orang—kota besar kuno yang diperkirakan menjadi rumah bagi 30-50.000 orang sekitar tahun 750 hingga 850.
Menurut para peneliti, jumlah penduduk itu lebih dari populasi yang tinggal di wilayah itu saat itu.
Auld-Thomas dan para rekannya menamai kota itu Valeriana, sesuai dengan nama laguna yang berada di dekatnya.
Salah satu penulis penelitian tersebut, Profesor Marcello Canuto, mengatakan temuan ini membantu mengubah gagasan dalam pemikiran Barat bahwa daerah Tropis adalah tempat kematian peradaban.
Sebaliknya, ia menjelaskan, bagian dunia ini merupakan rumah bagi budaya yang kaya dan kompleks.
Valeriana memiliki "ciri khas ibu kota" dan menempati urutan kedua dalam kepadatan bangunan setelah situs Calakmul yang spektakuler, yang berjarak sekitar 100 km.
Situs ini "tersembunyi di tempat yang mudah terlihat", kata para arkeolog, karena hanya berjarak 15 menit berjalan kaki dari jalan utama dekat Xpujil yang kini menjadi tempat tinggal sebagian besar suku Maya.
Hingga kini belum ada foto atau gambar mengenai kota yang hilang tersebut karena "tidak ada seorang pun yang pernah ke sana", kata para peneliti, meskipun penduduk setempat mungkin menduga ada reruntuhan di bawah gundukan tanah yang mereka tempati.