China Rem Mendadak, Ekspor Mobil Listrik Diperketat Mulai 2026

2 hours ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

China mulai menarik "rem darurat" untuk mengontrol ekspor kendaraan listrik mereka. Kebijakan ini diberlakukan sebagai upaya pengawasan yang lebih ketat terhadap distribusi kendaraan ke pasar mancanegara.

Pada Jumat pekan lalu, pemerintah China mengonfirmasi aturan baru untuk mengendalikan ekspor mobil listrik penumpang berbasis baterai. Kebijakan tersebut dilatarbelakangi kekhawatiran pasar domestik atas persaingan harga yang kian ketat, serta keluhan dari pasar internasional terkait membanjirnya mobil listrik murah asal China.

Pemerintah juga ingin menetapkan standar layanan purna jual yang lebih ketat di negara tujuan ekspor. Pejabat setempat geram dengan maraknya praktik ekspor tidak resmi yang mengirim mobil ke luar negeri tanpa dukungan layanan purna jual yang memadai.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketentuan baru ini akan mulai berlaku pada 1 Januari 2026. Setelah tanggal tersebut, setiap produsen mobil maupun perusahaan terkait diwajibkan mengajukan izin ekspor, mirip dengan sistem yang sudah berlaku untuk kendaraan hybrid dan konvensional buatan China yang dijual ke luar negeri, sebagaimana dilansir Carscoops, Selasa (30/9).

Menurut laporan CBT News, banyak keluhan dari berbagai negara terkait buruknya layanan purna jual mobil-mobil China. Masalah ini bukan hanya merugikan konsumen, tetapi juga mencoreng reputasi merek di pasar global.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Situasi tersebut semakin diperburuk oleh perang harga yang terjadi di sejumlah pasar internasional, sehingga menimbulkan ketidakstabilan dan tekanan berat bagi produsen otomotif lokal di negara tujuan ekspor.

Direktur Riset Kebijakan di China Automotive Technology Research Center, Wu Songquan, menekankan pentingnya produsen mobil China meniru standar tinggi yang telah diterapkan oleh merek-merek otomotif global. Ia menilai, proses ekspor harus distandarisasi agar kualitas kendaraan dan layanan dapat meningkat.

Langkah ini diharapkan mampu membangun kepercayaan jangka panjang terhadap produk otomotif asal China.

Eksportir mobil terbesar dunia

Melansir South China Morning Post, langkah pengetatan ekspor ini muncul tak lama setelah China resmi menjadi eksportir mobil terbesar di dunia, melampaui Jepang. Pertumbuhan ekspor otomotif negeri tirai bambu dinilai masih akan terus berlanjut dalam beberapa tahun ke depan.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Mobil Penumpang China Cui Dongshu memprediksi bahwa dalam lima tahun ke depan, China bisa mengapalkan hingga 10 juta kendaraan per tahun ke pasar global. Sementara itu, di pasar domestik, merek-merek lokal diperkirakan mampu menjual hingga 30 juta unit per tahun, seiring dengan besarnya populasi dan potensi pasar dalam negeri.

Sebagai perbandingan, saat ini China memiliki rasio kepemilikan sekitar 1 mobil per 1.000 penduduk. Angka ini menunjukkan potensi pertumbuhan pasar yang sangat besar di negara tersebut.

Sebaliknya, rasio kepemilikan kendaraan di Eropa pada 2020 tercatat mencapai 641 unit per 1.000 penduduk, sementara Amerika Serikat bahkan mencapai 860 kendaraan per 1.000 penduduk.

"Masih ada potensi besar untuk ekspansi pasar di wilayah Tiongkok, seperti distrik tengah-barat dan daerah pedesaan, di mana tingkat kepemilikan mobil berpotensi secara bertahap melampaui kota-kota metropolitan seperti Beijing dan Shanghai," ujar Cui.

(ryh/dmi)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
| | | |