Deretan Makanan dan Minuman Pemicu Asam Urat, Patut Dihindari

2 hours ago 1
Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Penyakit asam urat (gout) merupakan salah satu bentuk radang sendi (inflammatory arthritis) yang ditandai dengan nyeri hebat dan pembengkakan, terutama pada sendi.

Kondisi ini terjadi akibat penumpukan asam urat (uric acid) yang berlebihan di dalam tubuh. Walaupun sering menyerang jempol kaki, gout juga dapat memengaruhi lutut, pergelangan kaki, tangan, hingga siku.

Gejalanya kerap muncul dalam episode berulang yang disebut serangan gout (gout attack atau flare).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Spesialis penyakit dalam, dr. Rudy Kurniawan, SpPD, mengungkapkan bahwa gaya hidup yang tidak sehat, khususnya kebiasaan mengonsumsi makanan dan minuman tertentu, adalah pemicu utama lonjakan kadar asam urat.

Berikut adalah jenis makanan dan minuman yang harus diwaspadai karena tingginya kandungan purin atau fruktosa

1. Makanan Tinggi Purin:

- Jeroan (misalnya hati, ginjal, ampela).
- Seafood tertentu.
- Daging merah.
- Kulit ayam.

2. Minuman Manis atau Tinggi Fruktosa:

- Bubble tea.
- Minuman soda.
- Teh manis.

"Anak muda sekarang banyak yang mengalami pola makan tinggi gula & purin, dan aktivitas fisiknya rendah," kata dr. Rudy, seperti dilansir Detik, Selasa (4/11).

Ia menyimpulkan, "Gaya hidup modern dan pola makan berperan besar."

Strategi Mengatasi dan Mencegah Asam Urat

Menurut dr. Rudy, pencegahan dan penanganan gout dapat dilakukan melalui perubahan gaya hidup yang konsisten:

Berikut tindakan yang disarankan untuk mengatasi dan mencegah asam urat.

Hidrasi: Perbanyak minum air putih (2-3 liter per hari) untuk membantu mengeluarkan asam urat.
Diet: Batasi makanan tinggi purin dan minuman manis.
Gaya Hidup: Kurangi junk food dan daging berlemak.
Nutrisi Positif: Konsumsi lebih banyak sayur, buah, dan whole grain.
Aktivitas Fisik: Olahraga rutin minimal 30 menit per hari.
Kesehatan Umum: Jaga berat badan ideal.
Medis: Konsultasi dokter dan cek kadar asam urat secara berkala. Bila perlu, lakukan terapi obat sesuai anjuran dokter.

(Ditinjau oleh: Mhd. Aldrian, S.Gz, Lulusan Ilmu Gizi Universitas Andalas)

(wiw)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
| | | |