Jakarta, CNN Indonesia --
Di tengah tantangan sektor pertanian yang kian kompleks, Koperasi Gabungan Petani Organik (Gupon) Sekar Langit yang berpusat di Kabupaten Magelang, tampil sebagai teladan koperasi produsen modern.
Sejak berdiri pada 2014, koperasi ini konsisten mengusung prinsip data, digitalisasi, dan kearifan lokal sebagai fondasi pengelolaan pertanian yang berkelanjutan.
Kini, Gupon Sekar Langit membina lebih dari 1.700 petani dari 11 desa dengan total lahan garapan seluas 776 hektare.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya fokus pada produksi padi, sayur, dan palawija, koperasi ini juga terlibat aktif dalam pengolahan hasil panen dan pengembangan jaringan pasar, termasuk hingga ke luar Pulau Jawa.
"Kami tidak hanya berpikir soal tanam dan panen, tapi juga bagaimana menjual hasilnya setiap hari. Karena kalau bicara pasar, kita harus konsisten dalam kuantitas dan kualitas," ujar Ketua Koperasi Gupon Sekar Langit Miftahul Fuad kepada awak media di Magelang, Jumat (25/7).
Salah satu strategi kunci dalam menjaga keberlanjutan pasokan adalah penerapan sistem tanam bergilir antar desa. Alih-alih panen serempak, koperasi ini menerapkan rotasi tanam.
"Dengan sumber mata air yang melimpah, kami tanam bergantian. Desa atas bulan ini, desa tengah bulan depan, dan seterusnya. Ini menjaga stok tetap stabil dan menghindari anjloknya harga saat panen raya," jelas Fuad.
Upaya keberlanjutan juga diterapkan melalui konsep ekonomi sirkular. Limbah pertanian seperti sekam padi diolah menjadi bahan bakar oven vertikal untuk pengeringan hasil panen.
Di mana abu sekamnya dimanfaatkan kembali sebagai pupuk. Bahkan jerami dan rumput sawah tidak disemprot herbisida agar dapat digunakan sebagai pakan ternak.
"Kita saling menghidupi. Petani produksi sayur, kita beli. Ternak juga kami beli hasilnya. Semua kembali ke koperasi," kata Fuad.
Digitalisasi dan Kolaborasi dengan Bank Indonesia
Perjalanan transformasi Gupon Sekar Langit makin berkembang pesat sejak menjadi mitra binaan Bank Indonesia (BI) pada 2018.
Saat itu, Fuad mulai tertarik melihat kiprah BI dalam mendorong pertanian di pameran Soropadan, dan mengajukan proposal kemitraan agar koperasinya bisa naik kelas.
"Waktu itu kami berpikir, kok BI enggak cuma urusan uang, tapi juga bantu petani. Kami ajukan surat untuk jadi mitra binaan, karena kami ingin naik kelas," ujarnya.
Salah satu dukungan penting adalah digitalisasi manajemen pertanian. Gupon Sekar Langit kini memanfaatkan teknologi digital farming, termasuk perangkat sensor untuk memantau kelembaban, pH tanah, curah hujan, suhu, hingga unsur hara, semua terintegrasi dalam aplikasi ponsel.
"Dulu cuma pakai feeling, sekarang pakai data. Kalau tanah sakit, kita tahu dari awal. Hasilnya, produktivitas meningkat dan efisiensi biaya pun membaik," terang Fuad.
Tak berhenti di produksi, BI juga memfasilitasi Gupon Sekar Langit untuk mendapatkan sertifikasi keamanan pangan internasional seperti FSSC 22000 dan ISO 22000. Langkah ini membuka akses ke pasar B2B, seperti hotel, restoran, rumah sakit, dan perusahaan, terutama di wilayah Jabodetabek.
"Kita harus punya sertifikasi. Dan itu mahal serta sulit dicari. Tapi BI memfasilitasi itu," imbuh Fuad.
Di balik sistem yang tertata, Fuad menegaskan bahwa Gupon Sekar Langit tak hanya membina petani sebagai mitra, tapi membentuk ekosistem pertanian berkelanjutan yang saling terhubung.
"Kami ingin semua saling terhubung, tidak ada limbah yang terbuang. Bahkan sekam pun bermanfaat," tegasnya.
Kini, Gupon Sekar Langit membuka diri untuk petani dari luar 11 desa binaannya. Permintaan pasar terus meningkat, dan koperasi siap memperluas jangkauan kemitraan.
"Tantangan kami bukan kekurangan pasar, justru permintaan terus naik. Jadi kami selalu membuka pintu bagi petani lain," jelas Fuad.
Dengan pendekatan holistik yang menggabungkan teknologi, prinsip keberlanjutan, dan sistem manajemen modern, Gupon Sekar Langit menjadi contoh nyata bahwa koperasi desa mampu menjawab tantangan zaman.
Peran BI Dorong UMKM Naik Kelas
Kepala KPw BI Provinsi Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra. (Foto: CNN Indonesia)
Adapun capaian Gupon Sekar Langit tidak lepas dari peran aktif Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Jawa Tengah dalam membina UMKM lokal.
Melalui program unggulan UMKM Go Grande (Go Green and Sustainable, Digital, and Export), BI mendorong peningkatan daya saing UMKM secara menyeluruh.
Kepala KPw BI Provinsi Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra, menjelaskan bahwa program ini dirancang untuk mendorong UMKM berkembang dari hulu ke hilir, yakni dari penguatan produksi, pemasaran digital, hingga ekspor.
"UMKM Go Grande merupakan program unggulan KPwBI Provinsi Jawa Tengah dalam rangka meningkatkan daya saing produk UMKM Jawa Tengah," ujar Rahmat.
Contohnya, pada sisi hulu, BI mengembangkan inovasi digital farming PERMADI TANDUR (Pertanian Menggunakan Digital, Petani Menjadi Makmur), yang membantu petani dalam penerapan pertanian presisi. Di sisi hilir, BI mendukung penguatan model bisnis melalui promosi digital dan sistem reseller.
Gupon Sekar Langit termasuk penerima manfaat program ini. Mereka mendapatkan pelatihan pembuatan alat sensor IoT untuk memantau kondisi tanah, udara, dan air, serta fasilitas pemasaran digital melalui platform e-commerce hingga sosial commerce.
Lebih jauh, koperasi ini juga aktif mengikuti berbagai kegiatan promosi perdagangan seperti Pameran UMKM Gayeng, baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Pada 2023, Gupon Sekar Langit bahkan diganjar penghargaan dalam ajang BI Awards sebagai Klaster Tanaman Pangan Terbaik.
(inh)