Hamas Komitmen Gencatan Senjata, Pakai Buldoser Cari Jenazah Sandera

14 hours ago 4

Jakarta, CNN Indonesia --

Kelompok militan pejuang Palestina, Hamas, mengerahkan buldoser di Jalur Gaza untuk mencari sisa-sisa jenazah sandera yang meninggal.

Langkah ini dimaksudkan untuk memperkuat perjanjian gencatan senjata dengan Israel, seiring Hamas menegaskan komitmennya terhadap ketentuan kesepakatan, termasuk penyerahan jenazah sandera.

Aksi Hamas ini muncul setelah peringatan keras dari Presiden AS Donald Trump, yang menyatakan akan memberikan lampu hijau kepada Israel untuk melanjutkan aksi militer jika Hamas gagal mengembalikan semua 28 jenazah sandera. Sejauh ini, Hamas telah menyerahkan sembilan jenazah, ditambah jenazah kesepuluh yang diklaim Israel bukan mantan sandera.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hamas sendiri menyalahkan Israel atas keterlambatan tersebut. Mereka menyatakan bahwa beberapa sisa jenazah sandera berada di terowongan atau bangunan yang dihancurkan oleh pasukan Israel, sehingga membutuhkan alat berat untuk pengambilannya.

Seperti dilansir Independent, kelompok itu juga mengklaim Israel belum mengizinkan buldoser baru masuk ke Jalur Gaza, yang menghambat upaya pencarian.

Sebagian besar alat berat di Gaza hancur selama konflik baru-baru ini, menyisakan sumber daya yang terbatas untuk membersihkan puing-puing yang luas di seluruh wilayah.

Pada hari Jumat (17/10), dua buldoser terlihat menggali lubang di tanah saat Hamas mencari jenazah sandera di Hamad City, sebuah kompleks menara apartemen di kota Khan Younis.

Pasukan Israel berulang kali membombardir menara tersebut selama perang, meruntuhkan beberapa di antaranya, dan pasukan Israel melakukan penggerebekan selama seminggu di sana pada Maret 2024, melawan militan.

Hamas mendesak para mediator untuk meningkatkan aliran bantuan ke Gaza, mempercepat pembukaan perbatasan Rafah dengan Mesir, dan segera memulai rekonstruksi.

Mereka juga menyerukan agar pekerjaan untuk membentuk komite independen Palestina yang akan menjalankan Jalur Gaza "segera dimulai," serta pasukan Israel melanjutkan penarikan diri dari wilayah yang disepakati.

Tuntutan Israel dan Tekanan Diplomatik

Rencana gencatan senjata meminta semua sandera, hidup dan mati, diserahkan paling lambat Senin lalu. Namun, di bawah kesepakatan tersebut, jika hal itu tidak terjadi, Hamas harus membagikan informasi tentang sandera yang meninggal dan berusaha menyerahkannya sesegera mungkin.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mengatakan bahwa Israel "tidak akan berkompromi" dan menuntut agar Hamas memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam kesepakatan gencatan senjata mengenai pengembalian jenazah sandera.

Para pejabat Amerika Serikat mengatakan pengembalian jenazah terhambat oleh luasnya kehancuran, ditambah dengan adanya bahan peledak yang belum meledak dan berbahaya. Kelompok militan itu juga mengatakan kepada mediator bahwa beberapa jenazah berada di daerah yang dikendalikan oleh pasukan Israel.

Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan, dalam konferensi pers bersama mitranya dari Jerman di Ankara, menyatakan kekhawatiran bahwa Israel mungkin menggunakan "kurangnya peralatan" Hamas untuk mengambil jenazah sebagai dalih untuk melanjutkan agresi.

Pengembalian Jenazah dan Tahanan

Hamas telah membebaskan semua 20 sandera Israel yang masih hidup pada hari Senin. Sebagai imbalannya, Israel membebaskan sekitar 2.000 tahanan dan narapidana Palestina.

Di Israel, Hostage and Missing Families Forum-yang mengelompokkan banyak keluarga sandera-menyatakan akan terus mengadakan unjuk rasa mingguan sampai semua jenazah dikembalikan.

Israel juga telah mengembalikan 90 jenazah warga Palestina ke Gaza untuk dimakamkan. Israel diperkirakan akan menyerahkan lebih banyak jenazah, meskipun para pejabat tidak menyebutkan berapa banyak yang berada dalam tahanannya atau berapa banyak yang akan dikembalikan.

Tim forensik Palestina yang memeriksa jenazah tersebut mengatakan bahwa beberapa jenazah menunjukkan tanda-tanda penganiayaan.

Kampanye Israel di Gaza telah menewaskan hampir 68.000 warga Palestina, menurut Kementerian Kesehatan, yang merupakan bagian dari pemerintah yang dikelola Hamas di wilayah tersebut.

Kementerian tersebut menyimpan catatan korban yang terperinci dan dipandang umumnya dapat diandalkan oleh badan-badan PBB dan pakar independen. Ribuan orang lagi dinyatakan hilang, menurut Palang Merah. Dalam serangan pada 7 Oktober 2023 di Israel, militan membunuh sekitar 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang.

(wiw)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
| | | |