CNN Indonesia
Kamis, 10 Apr 2025 12:00 WIB
Amerika Serikat merupakan pasar terbesar Lamborghini, porsinya lebih dari 30 persen. (Istock/LPETTET)
Jakarta, CNN Indonesia --
Bos Lamborghini Stephan Winkelmann mengatakan sedang menyusun strategi menyikapi kebijakan tarif 25 persen yang ditetapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap mobil-mobil yang diimpor ke negara tersebut.
Winkelmann menyebut strategi ini amat penting untuk kelangsungan Lamborghini agar bisa bertahan di negara Paman Sam.
"Kami sedang mengerjakan berbagai skenario untuk saat ini dan kami akan memberikan tanggapan dalam beberapa hari ke depan. Lebih dari ini, saya tidak bisa mengatakannya," kata Winkelmann mengutip Drive, Selasa (8/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Trump baru-baru ini mengumumkan tarif sebesar 25 persen untuk semua mobil yang diimpor ke Amerika Serikat dan berlaku mulai 3 April. Langkah ini diperkirakan bakal mengerek harga mobil bagi konsumen.
Tarif ini juga akan berlaku untuk semua komponen yang diimpor oleh produsen ke AS mulai Mei.
Langkah ini disebut akan memengaruhi tiap merek mobil dalam berbagai tingkatan. Namun, pembeli mobil merek mewah seperti Lamborghini kemungkinan akan menghadapi kenaikan harga yang jauh lebih besar.
Misalnya pada model paling terjangkau Lamborghini, yaitu Urus S. SUV ini dilego di AS seharga US$241.843, lantas jika ada tarif baru 25 persen, kenaikan harga untuk mobil tersebut dapat mencapai puluhan ribu dolar.
Di sisi lain, AS saat ini menjadi pasar terbesar bagi Lamborghini, atau menyumbang sekitar 30 persen dari total penjualan merek tersebut di seluruh dunia.
Ia lantas menepis anggapan pembeli Lamborghini tidak akan terpengaruh oleh tarif 25 persen yang diberlakukan Trump.
"Saya akan senang jika ada kekebalan," ucap dia.
Lamborghini pun berharap dapat menghadapi tantangan perang dagang dan tetap menjadi pemimpin di industri mobil mewah.
(ryh/fea)
