Militer Filipina: AL China Ganggu Kapal-Kapal di Wilayah Sengketa LCS

7 hours ago 4

Jakarta, CNN Indonesia --

Angkatan Bersenjata Filipina (AFP) mengatakan bahwa dua kapal Angkatan Laut China melakukan "manuver agresif dan tidak aman" terhadap kapal militer dan sipil Filipina di dekat Bajo de Masinloc awal minggu ini.

Dalam rilisnya pada Kamis (8/5), AFP mengatakan bahwa BRP Emilio Jacinto milik Angkatan Laut Filipina sedang melakukan operasi patroli maritim bersama dengan Biro Perikanan dan Sumber Daya Perairan (BFAR) dan Penjaga Pantai Filipina (PCG), ketika dua fregat Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China (PLAN) membuntuti, dan kemudian melintasi haluan Emilio Jacinto.

Peristiwa itu, kata AFP, terjadi 11,8 mil laut di tenggara beting tersebut. Kedua kapal tersebut memiliki nomor haluan 554 dan 573 dan merupakan fregat kelas Jiangkai II.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kapal fregat China BN 554 terdokumentasi membuntuti PS35 dari jarak dekat, sementara BN 573 melintasi haluannya secara berbahaya dalam manuver berisiko tinggi yang menimbulkan bahaya tabrakan. Kapal Penjaga Pantai China 5403 juga berupaya menghalangi jalur navigasi PS35," kata AFP, dilansir Rappler.

Tindakan China, kata AFP, melanggar Peraturan Internasional untuk Mencegah Tabrakan di Laut dan menimbulkan "ancaman langsung terhadap keselamatan navigasi" Emilio Jacinto.

"Angkatan Bersenjata Filipina menyatakan keprihatinan serius atas tindakan tidak bertanggung jawab oleh pasukan maritim China ini. Tindakan yang mengancam dan provokatif tersebut dapat menimbulkan kesalahpahaman yang dapat meningkatkan ketegangan dan memengaruhi stabilitas regional," tambah militer.

Sementara itu, militer China menuduh fregat Filipina "berusaha menyerang" perairan di sekitar fitur tersebut dan mengatakan bahwa pihaknya telah mengerahkan pasukan laut dan udara untuk melacak dan mengusir kapal tersebut, dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh Komando Teater Selatan.

China mengeklaim kedaulatan atas hampir seluruh Laut China Selatan, termasuk wilayah yang diklaim oleh Brunei, Malaysia, Filipina, dan Vietnam.

"(Dangkalan Scarborough) adalah wilayah China. Kami mendesak pihak Filipina untuk segera menghentikan pelanggaran, provokasi, dan spekulasi yang menyimpang," kata Tian Junli, Juru Bicara Teater Selatan China.

Bajo de Masinloc, yang dikenal secara internasional sebagai Scarborough Shoal, merupakan daerah pasang surut yang berjarak lebih dari 100 mil laut dari Zambales atau jauh di dalam zona ekonomi eksklusif (ZEE) Filipina yang berjarak 200 mil laut.

Filipina dan China mengklaim Beting Scarborough. Meski masih dipersengketakan, Beijing telah mengendalikan akses ke perairannya yang melimpah sejak 2012, atau setelah terjadi kebuntuan antara kedua negara.

Beberapa kapal Penjaga Pantai China (CCG) dan bahkan lebih banyak lagi kapal Milisi Maritim Tiongkok berpatroli di sekeliling beting dan pintu masuk ke lagunanya setiap saat.

Nelayan Filipina, yang seharusnya memiliki akses ke laguna beting tersebut, menurut Putusan Arbitrase 2016, sama halnya dengan nelayan dari Tiongkok, Vietnam, dan Taiwan seharusnya memiliki akses ke wilayah penangkapan ikan tradisional mereka.

Beijing mengeklaim sebagian besar Laut China Selatan, termasuk fitur dan perairan yang merupakan bagian ZEE Filipina. Scarborough adalah salah satu dari beberapa titik api ketegangan antara kedua negara tetangga di perairan tersebut.

Di bawah Presiden Ferdinand Marcos Jr., Filipina telah menegaskan hak dan klaimnya di Laut Filipina Barat, meskipun armada maritimnya jauh lebih rendah daripada China. Pada gilirannya, Beijing menjadi lebih agresif terhadap misi Filipina.

Scarborough telah menjadi saksi bagaimana CCG menggunakan meriam air terhadap kapal-kapal pemerintah sipil Filipina dan bahkan para nelayan untuk mengusir mereka dari beting tersebut.

(tim/dna)

Read Entire Article
| | | |