Jakarta, CNN Indonesia --
Artikel ini mengandung spoiler/beberan.
28 Years Later, film ketiga yang telah lama dinantikan dalam waralaba horor post-apocalyptic akhirnya hadir kembali di layar lebar setelah dimulai hampir seperempat abad lalu lewat 28 Days Later (2002).
Meskipun 28 Years secara teknis merupakan film ketiga dalam seri tersebut, film ini membawa cerita ke arah yang berbeda dari ditampilkan di akhir sekuel aslinya, 28 Weeks Later (2007).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alih-alih Rage Virus menjadi penyakit menular internasional, film ketiga menampilkan infeksi jenis baru yang bergerak sangat cepat dan para penyintas dibiarkan mencari tahu sendiri keadaannya sedangkan seluruh dunia terus maju.
28 Years Later berpusat pada Spike (Alfie Williams) yang berusia 12 tahun, melakukan perjalanan ke luar batas rumahnya di Holy Island untuk pertama kalinya dalam rangka perjalanan berburu bersama ayahnya, Jamie (Aaron Taylor-Johnson).
Holy Island merupakan komunitas terpencil yang terhubung ke daratan Inggris hanya melalui jalan lintas pasang surut.
Selama perjalanan, Spike mengetahui keberadaan Alpha, sejenis virus yang telah berevolusi menjadi jauh lebih besar dan kuat, serta Dr. Kelson (Ralph Fiennes), penyintas misterius yang diyakini Spike dapat menyembuhkan ibunya yang sakit, Isla (Jodie Comer).
Namun, Isla meninggal. 28 hari setelah kematian ibu, Spike melanjutkan perjalanan solonya lebih jauh ke daratan, di mana ia telah berkembang menjadi seorang survivalis yang cerdas.
Saat memasak di perkemahan pinggir jalan, ia berhadapan dengan segelintir orang yang terinfeksi. Awalnya, ia bisa dengan mudah kalahkan dengan busur dan anak panahnya, tetapi berujung memilih lari sadar begitu banyak yang memburunya.
Sayangnya, ia segera menyadari jalan, yang terletak di tengah jurang, terhalang tumpukan batu besar. Dengan segerombolan orang yang terinfeksi menyerbu Spike, semuanya tampak sia-sia, hingga ada orang lain muncul membantunya.
Sosok itu adalah laki-laki nyentrik, hampir sama sekali tidak dapat dikenali, dengan rambut palsu pirang, pakaian olahraga yang cerah, dan diramaikan dengan banyak perhiasan, bersama anggota kelompoknya.
Ia memperkenalkan dirinya sebagai Jimmy (Jack O'Connell), versi dewasa dari anak (Rocco Haynes) yang lolos dari pembantaian keluarganya oleh orang yang terinfeksi selama wabah awal Rage Virus.
Lanjut ke sebelah...