Prabowo Akui Panggil Jonan untuk Bahas Masalah Kereta Cepat Whoosh

5 hours ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Prabowo Subianto mengakui pertemuannya dengan mantan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan kemarin sore, salah satunya membahas polemik kereta cepat Whoosh.

Ia memanggil Jonan ke Istana untuk membahas banyak hal. Prabowo menilai Jonan merupakan salah tokoh bangsa, sehingga ia ajak bertukar pandangan.

"Kita tukar-menukar pandangan. Beliau, saya kira, tokoh, tokoh bangsa. Jadi, saya senang selalu ketemu dan tukar-menukar pandangan dalam banyak hal,"  kata Prabowo di Stasiun Tanah Abang Baru, Jakarta, Selasa (4/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ditanya apakah pertemuan mereka membahas kereta cepat, Prabowo pun membenarkan.

"Ya, kita bicara, selalu," imbuhnya.

Kemarin, Jonan membantah membahas persoalan polemik kereta cepat Whoosh saat bertemu Presiden RI Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin sore (3/11).

Ia mengaku pertemuan selama kurang lebih dua jam dengan Prabowo sama sekali tak membicarakan soal permasalahan Whoosh.

"Enggak, saya enggak diminta masukan kok soal itu," kata Jonan usai pertemuan.

Ketika ditanyai pandangannya soal polemik utang Whoosh yang belakangan mengemuka, Jonan juga menolak berkomentar. Ia mengaku sudah tak menjabat sebagai menhub, sehingga tak berkapasitas untuk berkomentar perihal itu.

Jonan mengaku kedatangannya itu sebagai warga negara biasa, dan berdiskusi dengan Prabowo perihal program-program prioritas pemerintah saat ini, termasuk makan bergizi gratis (MBG).

"Itu misalnya MBG, ada Kopdes Merah Putih, lalu Sekolah Rakyat, yang multiplier effect ekonominya menurut saya secara perlahan mungkin akan tumbuh. Memang kalau diminta sempurna dari awal, mungkin tidak mungkin," kata Jonan.

Jonan menjabat menhub pada 2014-2016, di era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pada 27 Juli 2016, posisi Jonan sebagai Menhub digantikan oleh Budi Karya Sumadi.

Saat menjabat menhub, Jonan cukup alot menggolkan proyek kereta cepat Whoosh. Salah satu persyaratan yang diminta Jonan kepada penggarap proyek Whoosh adalah masalah standar keselamatan penumpang.

"Keselamatan itu tidak bisa ditawar karena keselamatan itu harus single standard. Standarnya itu tunggal, jadi bukan soal harga, ini keselamatan," ujar Jonan di Istana Kepresidenan, Rabu (2/9/2015).

Jonan tidak peduli dengan nilai investasi atau harga proyek kereta cepat yang ditawarkan China dan Jepang. Menurutnya, selisih harga yang ditawarkan kedua kompetitor asing tersebut tidak mencerminkan tingkat jaminan keselamatan calon penumpang.

"Apa kita berani soal keselamatan: oh ini lebih murah, tapi selamat? Tidak selamat dikit tidak apa-apa, kan tidak. Ini saya sebagai menteri teknis ya. Yang bertugas mengurus transportation safety saya," tuturnya.

Jepang dan China saat itu bersaing memperebutkan proyek kereta cepat. Masing-masing mengajukan proposal penawaran dengan spesifikasi dan harga proyek yang berbeda.

Jepang, yang sejak 2014 telah melakukan studi kelaikan, mengajukan penawaran nilai proyek sebesar US$6,2 miliar. Jepang berjanji akan menciptakan kereta berkecepatan 320 km per jam dalam waktu lima tahun (2016-2021).

Sementara China, pada Maret 2015 tiba-tiba memasukkan penawaran dengan nilai proyek sebesar US$5,5 miliar. Dengan harga yang lebih murah dari Jepang, China bermimpi menghadirkan kereta berkecepatan 350 km per jam dalam jangka waktu hanya dua tahun (2016-2018).

Usai China keluar sebagai pemenang tender dan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) terbentuk, Jonan mewajibkan 9 syarat perjanjian penyelenggaraan prasarana (konsesi) proyek kereta cepat agar proyek bisa jalan.

Salah satunya, pembiayaan proyek tidak boleh memakai dana APBN. Ada juga klausul soal pemerintah tidak memberikan jaminan terhadap kegagalan pembangunan maupun pengoperasian kereta cepat yang disebabkan oleh KCIC. Apabila KCIC tidak bisa memenuhi 9 persyaratan konsesi, proyek tersebut tidak bisa berjalan.

[Gambas:Video CNN]

(mnf/pta)

Read Entire Article
| | | |