CNN Indonesia
Kamis, 06 Nov 2025 04:00 WIB
Menlu Sugiono mengatakan Indonesia belum memutuskan mengirim observer ke Myanmar guna memantau pemilihan umum yang digelar junta militer pada Desember mendatang (Foto: AFP/YURI KOCHETKOV)
Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Luar Negeri Sugiono mengatakan Indonesia belum memutuskan untuk mengirim observer atau pengamat ke Myanmar guna memantau pemilihan umum yang digelar junta militer pada Desember mendatang.
"Kita belum memutuskan, tapi kemarin saya juga menyampaikan bahwa kita ingin ada suatu proses pemilu yang inklusif sebenarnya. Tapi ini kembali kepada pihak Myanmar," kata Sugiono di pelataran Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri, Rabu (5/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia lalu berujar, "Kalau dari apa yang disampaikan oleh perwakilannya pada saat KTT ASEAN kemarin, mereka merasa ini sudah cukup inklusif, dengan berbagai justifikasi dari pernyataan itu. Dan kita lihat perkembangannya."
ASEAN menggelar konferensi tingkat tinggi pada 26-28 Oktober di Kuala Lumpur, Malaysia.
Beberapa sumber mengatakan tak ada konsensus di antara negara anggota untuk mengerahkan misi khusus mengawasi pemilu Myanmar di bawah bendera ASEAN.
Sumber lain menyebut kepala negara anggota blok Asia Tenggara ini khawatir soal konflik di Myanmar dan mewanti-wanti sedikit kemajuan yang mengarah ke perdamaian.
Pengamat hubungan internasional di Solaris Strategies Singapore Mustafa Izzuddin mengatakan tak mengirim pengamat ke Myanmar akan menjadi pukulan legitimasi junta yang sudah mengkudeta pemerintah sah dan melakukan kekerasan ke warga sipil.
"Tak akan ada bukti kredibel yang menunjukkan bahwa Pemilu digelar bebas dan adil," ungkap Izzudin.
Junta Myanmar akan menggelar pemilu pada 28 Desember mendatang atau empat tahun setelah mengkudeta pemerintah sah.
Kudeta tersebut memicu protes besar-besaran di Myanmar. Namun, protes itu ditanggapi dengan kekerasan oleh junta seperti penangkapan hingga pembunuhan.
Imbas kudeta itu, ASEAN melarang partisipasi junta di seluruh forum blok ini. Namun, Myanmar masih jadi anggota ASEAN dan kerap diwakili perwakilan tetap Myanmar atau permanent secretary Myanmar.
Komunitas internasional termasuk ASEAN terus menyerukan dialog damai semua pihak agar demokrasi di Myanmar kembali hidup dan persoalan rampung. Namun, hingga kini masalah di negara tersebut tak kunjung selesai
(isa/rds)

















































