Kupang, CNN Indonesia --
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menaikkan status Gunung Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) dari level II atau waspada ke level III atau siaga pada Rabu (2/7) malam.
Dalam laporan khusus perubahan tingkat aktivitas Gunung Ili Lewotolok yang dikeluarkan Badan Geologi dengan Nomor : 031/GL.03/BGL/2025 menyebutkan Gunung Ili Lewotolok dinaikkan statusnya dari waspada atau level II ke siaga atau level III. Perubahan status aktivitas gunung tersebut dimulai sejak Rabu (2/7) pukul 20.00 WITA.
"Berdasarkan data pemantauan visual dan instrumental, tingkat aktivitas Gunung Ili Lewotolok dinaikkan dari Level II (Waspada) menjadi Level III (SIAGA) terhitung pada tanggal 02 Juli 2025 pukul 20.00 WITA," kata Ketua Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Stanislaus Ara Kian mengutip Laporan Khusus Badan Geologi yang diterbitkan Rabu (2/7) pukul 23.37 WITA.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Stanis, aktivitas Gunung Ili Lewotolok menunjukkan peningkatan aktivitas erupsi sejak 27 Juni 2025, dan semakin intens hingga saat ini.
Dia menjelaskan peningkatan aktivitas erupsi ini ditandai dengan semakin tingginya kolom erupsi yang mencapai 1.200 meter dari puncak dan lontaran material pijar yang ke segala arah, dengan jarak lontaran terjauh mencapai sekitar 1.500 meter ke arah utara dan ke arah timur - timur laut.
Lontaran material pijar ini mengakibatkan kebakaran vegetasi di sekitar lereng utara dan timur laut Gunung Ili Lewotolok. Erupsi juga disertai suara gemuruh dan dentuman lemah dan kuat.
Stanis menyampaikan data kegempaan dalam periode 16 Juni hingga 2 Juli 2025 pukul 20.00 WITA tercatat 2.482 kali gempa erupsi, 4 kali gempa guguran, 3.088 kali gempa hembusan.
Lalu, 11 kali tremor harmonik, 16 kali tremor non harmonik, 3 kali gempa vulkanik hybrid, 8 kali gempa vulkanik dangkal, 2 kali gempa vulkanik dalam, 2 kali gempa tektonik lokal, dan 16 kali gempa tektonik jauh.
Secara visual, kata Stanis, gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Teramati juga asap kawah berwarna putih tipis hingga tebal dengan tinggi berkisar 10 - 600 meter dari puncak.
Tinggi kolom erupsi yang teramati berkisar 100 hingga 1.200 meter dari puncak berwarna putih, kelabu hingga hitam. Cuaca cerah hingga mendung, angin lemah hingga sedang ke arah utara, tenggara, selatan, barat daya, barat, dan barat laut.
Stanis menyampaikan pada status siaga atau level III, masyarakat di sekitar Gunung Ili Lewotolok maupun pengunjung, pendaki, wisatawan diimbau agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius 3 kilometer dari pusat aktivitas gunung.
PPGA juga mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat senantiasa berkoordinasi dengan PPGA Ili Lewotolok di Deşa Laranwutun, Kecamatan Ile Ape atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi atau Badan Geologi di Bandung untuk mendapatkan informasi terkait aktivitas Gunung Ili Lewotolok.
Sementara itu sepanjang Rabu (2/7) pukul 18.00-24.00 WITA, PPGA melaporkan Gunung Ili Lewotolok yang memiliki tinggi 1.423 meter di atas permukaan laut mengalami 26 kali letusan dengan tinggi semburan abu vulkanik antara 400 meter hingga 600 meter.
Letusan juga disertai lontaran lava pijar ke seluruh arah dengan jangkauan 300 meter hingga 1.000 meter dari pusat aktivitas Gunung Ili Lewotolok. Dan juga saat letusan disertai bunyi dentuman atau gemuruh sedang hingga kuat.
(ely/pta)