Jakarta, CNN Indonesia --
Mulanya, libur panjang mungkin terdengar menyenangkan. Libur panjang dianggap orang tua sebagai waktu bagi anak untuk beristirahat, bermain, dan terbebas dari beban-beban akademik.
Namun, hal yang sama tidak akan berlaku lagi jika libur panjang datang terlalu sering. Memangnya, apa dampak terlalu banyak libur panjang buat proses belajar anak di sekolah?
Sejak Januari 2025, libur nasional dan cuti bersama terus berdatangan. Seakan belum sempat menyesuaikan diri dari satu jeda panjang, anak-anak sudah dihadapkan pada jeda panjang berikutnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di bulan Mei misalnya, siswa bisa menikmati dua kali long weekend.
Sepintas, libur yang bertubi-tubi itu ibarat oase di tengah gurun. Tapi ternyata, di balik kegembiraan sesaat itu, ada konsekuensi yang justru bisa dialami si kecil.
Psikolog dari Tabula, Arnold Lukito mengatakan, terlalu banyak cuti bersama yang tidak terstruktur justru berdampak negatif, terutama bagi anak-anak usia sekolah dasar dan menengah.
"Libur yang terlalu sering dan tidak terstruktur dapat mengganggu ritme sirkadian atau jam biologis anak. Ritme ini penting untuk menjaga konsistensi dalam aktivitas sehari-hari, seperti waktu tidur dan belajar," kata Arnold kepada CNNIndonesia.com, Rabu (21/5).
Ketika pola ini terganggu, anak-anak mungkin mengalami:
- Kesulitan dalam membangun kembali konsentrasi dan kedisiplinan.
- Penurunan daya ingat terhadap materi yang telah dipelajari.
- Kesulitan beradaptasi kembali ke rutinitas sekolah, seperti bangun pagi dan fokus saat belajar.
Menurut Arnold, libur tak berstruktur yang terlalu sering juga bisa mengacaukan pola belajar dan kebiasaan kognitif anak. Padahal, anak-anak sedang dalam masa perkembangan serta harus membiasakan diri untuk belajar dan disiplin.
"Akibatnya, mereka mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk kembali ke ritme belajar yang produktif," katanya.
Strategi mengelola libur panjang
Ilustrasi. Ada konsekuensi yang bisa dialami si kecil di balik terlalu banyak libur panjang. (sarahbernier3140/Pixabay)
Meski demikian, ada cara dan strategi untuk mengelola libur panjang. Hal ini, kata dia, penting dilakukan agar libur panjang tidak berdampak negatif.
Orang tua dapat menerapkan beberapa strategi berikut.
1. Buat agenda liburan
Ajak anak merencanakan kegiatan selama libur, seperti membaca buku, melakukan eksperimen sains sederhana, atau bermain permainan edukatif.
2. Pertahankan rutinitas tidur
Usahakan anak tetap tidur dan bangun di jam yang sama seperti hari sekolah.
3. Kegiatan yang merangsang otak
Libatkan anak dalam aktivitas yang tetap merangsang otak, seperti mengikuti kursus singkat sesuai minat mereka.
(tis/asr)