Biografi Singkat Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia

10 hours ago 3
Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Ki Hajar Dewantara adalah salah satu tokoh pendidikan Indonesia yang sangat berpengaruh. Ia telah meninggalkan warisan abadi dalam dunia pendidikan nasional.

Melalui biografi singkat Ki Hajar Dewantara ini, kita dapat mengenal lebih dekat tentang perjalanan hidup dan kontribusinya dalam kemajuan pendidikan Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikenal sebagai Bapak Pendidikan Indonesia dan pahlawan nasional, Ki Hajar Dewantara berjuang melalui pendidikan di masa penjajahan Belanda.

Beliau mendirikan sekolah Taman Siswa untuk mencerdaskan rakyat pribumi, percaya bahwa pendidikan adalah kunci kemerdekaan.

Sebagai penghargaan atas dedikasinya, tanggal lahirnya pada 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional, dan beliau diangkat menjadi Pahlawan Nasional pada 1959.

Biografi singkat Ki Hajar Dewantara

Dikutip dari buku Ki Hajar Dewantara: Pemikiran dan Perjuangannya yang ditulis Suhartono Wiryopranoto, dkk., Ki Hajar Dewantara lahir di Yogyakarta, pada 2 Mei 1889 dengan nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat.

Dalam buku yang diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tersebut, Ki Hajar Dewantara terlahir dalam lingkungan keluarga bangsawan tinggi Pakualaman, sebagai putra dari GPH Soerjaningrat dan sekaligus cucu dari Sri Paku Alam III.

Sebagai seorang ningrat Jawa, Soewardi Soerjaningrat mendapatkan pendidikan formal di sekolah dasar berbahasa Belanda, yaitu ELS (Europeesche Lagere School).

Setelah itu, ia berkesempatan untuk melanjutkan studinya di STOVIA (School tot Opleiding voor Inlandsche Artsen), sebuah sekolah yang bertujuan untuk mendidik dokter-dokter pribumi.

Namun, kondisi kesehatan yang kurang baik memaksa Soewardi Soerjaningrat untuk tidak menyelesaikan pendidikannya di STOVIA.

Kendati demikian, Soewardi Soerjaningrat kemudian aktif dalam dunia jurnalisme. Ia berkiprah di berbagai surat kabar dan majalah terkemuka pada masanya, seperti Sediotomo, Midden Java, De Expres, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara.

Melalui tulisan-tulisannya, ia menyampaikan kritik sosial dan politik yang tajam tetapi tetap santun terhadap pemerintahan kolonial Belanda, terutama yang menyangkut nasib kaum bumiputra.

Jiwa pendidik yang mendalam dalam dirinya kemudian diwujudkan dengan mendirikan Perguruan Taman Siswa pada tahun 1922. Lembaga pendidikan ini didedikasikan untuk mencerdaskan dan mendidik masyarakat pribumi.

Keteladanan dari Ki Hajar Dewantara

Meskipun berasal dari kalangan bangsawan Pakualaman, Ki Hajar Dewantara dikenal memiliki kepribadian yang sangat sederhana dan dekat dengan rakyat jelata.

Ia menyatukan semangatnya melalui pendidikan dan pelestarian budaya lokal Jawa sebagai upaya untuk mencapai kesetaraan sosial dan politik di tengah masyarakat kolonial.

Kekuatan-kekuatan inilah yang menjadi landasan perjuangan Ki Hajar Dewantara dalam mewujudkan persatuan dan persamaan melalui gerakan nasionalisme kultural yang kemudian berkembang menjadi nasionalisme politik.

Keteguhan hatinya dalam memperjuangkan nasionalisme Indonesia melalui jalur pendidikan dibuktikan dengan sikap resistensinya terhadap Undang-undang Sekolah Liar (Wilde Scholen Ordonnantie) yang dikeluarkan pada tahun 1932.

Undang-undang ini bertujuan untuk membatasi pergerakan nasionalisme dalam bidang pendidikan di Indonesia.

Lalu, berkat kegigihan perjuangan para tokoh pergerakan, termasuk Ki Hajar Dewantara, undang-undang tersebut akhirnya dicabut oleh pemerintah kolonial.

Atas jasa-jasanya di bidang politik dan pendidikan, setelah kemerdekaan Republik Indonesia, pemerintah memberikan penghormatan dengan mengangkat Ki Hajar Dewantara sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada 1950.

Penghargaan yang diraih Ki Hajar Dewantara

Pada 1959, Ki Hajar Dewantara dianugerahi gelar doktor honoris causa dari Universitas Gadjah Mada.

Di tahun yang sama, pemerintah Republik Indonesia juga menganugerahinya gelar Pahlawan Nasional sebagai pengakuan atas kontribusinya yang besar dalam memelopori pendidikan di Indonesia.

Meskipun perjuangannya untuk mencerdaskan bangsa belum sepenuhnya usai, Ki Hajar Dewantara telah meletakkan dasar yang kuat bagi sistem pendidikan nasional.

Beliau wafat pada 26 April 1959 dan dimakamkan di pemakaman keluarga Taman Siswa Wijaya Brata, Yogyakarta.

Demikian biografi singkat Ki Hajar Dewantara, keteladanan, serta penghargaan yang diraih olehnya.

(gas/juh)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
| | | |