CNN Indonesia
Jumat, 16 Mei 2025 15:06 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Badan Pangan Nasional (Bapanas) memberi bocoran kapan beras murah alias Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) akan kembali diguyur ke pasar.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan stok beras di Perum Bulog sekarang mencapai 3,7 juta ton. Ini berasal dari transfer stok 2024 sebanyak 2 juta ton dan penyerapan 2,1 juta ton pada Januari 2025-Februari 2025.
"Januari-Februari (2025) dikeluarkan untuk SPHP sekitar 181 ribu ton. Kemudian, ada intervensi pemerintah untuk bantuan bencana, tapi tidak terlalu signifikan. Sekarang sisanya 3,7 juta (ton)," jelas Arief usai Rapat Perubahan Neraca Komoditas 2025 di Kemenko Pangan, Jakarta Pusat, Jumat (16/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Fasilitas gudang) beras masih oke. Ini sekarang waktunya kalau menurut prediksi kita, ya, projection itu dalam 1 bulan-2 bulan ini memang Bulog akan merilis berasnya. Kenapa? Karena memang diperlukan untuk stabilisasi di tingkat konsumen," ungkapnya.
Di lain sisi, Arief belum bisa merinci tanggal pasti kapan bantuan sosial (bansos) beras bakal disalurkan lagi. Padahal, pemerintah biasanya memberikan bantuan pangan berupa beras 10 kilogram untuk masyarakat miskin.
Kepala Bapanas itu menegaskan kepastian bantuan pangan bakal diputuskan melalui rapat koordinasi terbatas (rakortas). Bahkan, biasanya sampai harus dibawa ke rapat terbatas (ratas) dengan Presiden Prabowo Subianto.
"Kadang kita naikkan sampai ke ratas dengan Pak Presiden (Prabowo) untuk diputuskan (bantuan pangan beras 10 kg). Belum, belum (kapan tanggal pasti bansos beras digelontorkan kembali)," bebernya.
Ia juga mengomentari isu penurunan harga beras global. Arief mengamini bahwa ini ada kaitannya dengan sikap Indonesia yang berhenti mengimpor beras pada 2025.
Badan Pangan menyinggung awal mula gejolak harga beras dunia muncul saat India menyetop ekspornya pada 2024. Ketika keran ekspor dibuka kembali, Indonesia justru tak lagi membeli beras dari luar negeri.
"Itu jenuh, jenuh berarti harga turun. Harga yang tercatat itu angkanya sekitar US$390 sampai US$460 per metrik ton. Apakah ada kaitannya (harga beras dunia turun imbas Indonesia setop beras)? Ada, karena international rice market itu memang tergantung supply and demand," tuturnya.
"Kalau sekarang harga beras di Indonesia relatif stabil. Panen raya ini kita semua jaga dengan sangat baik. Harga di petani baik, harga di konsumen baik," sambung Arief.
(del/sfr)