Bos Lion Air Group Ungkap Alasan AC Wings Air Cs Tak Dingin

7 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Bos Lion Air Group Capt. Daniel Putut Kuncoro Adi membongkar alasan mengapa air conditioner (AC) pesawatnya tak dingin.

Hal itu ia sampaikan untuk menjawab anggota DPR RI Boyman Harun yang mengeluhkan pelayanan Wings Air di Ketapang, Kalimantan Barat. Maskapai di bawah naungan Lion Air Group itu mengoperasikan pesawat baling-baling alias ATR.

"Berkaitan dengan masalah kenyamanan, apakah memang seperti itu? Wings itu sebelum terbang kita menunggu di dalam kenapa AC-nya gak jalan? Ini di Ketapang, Kalimantan Barat. Tapi setelah terbang baru dingin, pasti Pak Daniel tahu itu," kata Boyman dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub di DPR RI, Jakarta Pusat, Kamis (22/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Daniel sempat berkelakar ketika menjawab keluhan Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) itu.

"Mengenai AC (tidak dingin), pesawat baling-baling ini kan memang bukan karena baling-balingnya di luar, mohon izin," kelakar Daniel disambut tawa para anggota DPR.

Alasan sebenarnya adalah keberadaan ground power unit yang dipakai untuk menyalakan mesin pesawat jenis turboprop, seperti yang dipakai Wings Air. Setelah itu nyala, barulah mesinnya berputar dan menggerakkan generator.

"Generator itu menggerakkan AC. Sehingga setelah berputarnya baling-baling pesawat, terbang, di situlah terjadi proses pendinginan," jelasnya soal alasan AC baru dingin saat mengudara.

Di lain sisi, Daniel juga menyinggung soal dampak harga avtur terhadap tarif tiket pesawat. Ia langsung mengutip rincian harga yang dirilis PT Pertamina Patra Niaga untuk periode Mei 2025.

Ia mencatat harga avtur di Jakarta pun berbeda, yakni Rp12.743 per liter di Bandara Soekarno-Hatta. Sedangkan di Bandara Halim Perdanakusuma lebih mahal dengan banderol Rp13.968 per liter.

"Sementara, kalau kita isi di Pontianak harganya Rp14.992 (per liter), selisihnya adalah Rp2.249. Kami mengisi bahan bakar dari Pontianak-Ketapang itu 5.000 liter atau 5 ton. Sehingga jika dikalikan memberikan kontribusi kepada penumpang, kita 70 persen saja gak usah 100 persen (okupansi), anggaplah 50 orang. Jadi, harga minyak tadi memberikan angka Rp160 ribu per penumpang," ungkapnya.

"Ini sebagai ilustrasi kenapa harga avtur di mana-mana berbeda. Kalau yang di-publish Patra Niaga itu paling murah Jakarta, Soetta. Kedua, Kertajati karena ada penugasan di situ, ketiga Batam karena free trade zone (FTZ). Keempat, Halim. Soetta sama Halim saja selisihnya sudah hampir Rp1.000. Ini yang harus menjadi perhitungan kami secara langsung terhadap bagaimana kita menghitung biaya-biaya operasional," tutup Daniel.

Penjelasan itu sekaligus menjawab pertanyaan Boyman Harun yang membandingkan rute Ketapang-Pontianak dari Wings Air. Dengan jarak tempuh 35 menit sampai 40 menit, harga tiketnya sekitar Rp950 ribu.

Sedangkan penerbangan Lion Air Jakarta-Ketapang memakan biaya Rp1,050 juta dengan jarak tempuh 1 jam 20 menit. Boyman heran dengan jarak tempuh yang jauh berbeda, harga tiketnya justru hanya selisih Rp100.

[Gambas:Video CNN]

(skt/agt)

Read Entire Article
| | | |