Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berkelakar soal nasib angka pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2025 yang diproyeksi sejumlah lembaga tak sampai 5 persen.
Menurutnya, ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh 5 persen pada tahun ini, tetapi ada syarat khusus agar target itu tetap tercapai, yakni dengan melakukan pembulatan angka.
"Kalau dibulatkan (pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2025), nyampe (masih mencapai 5 persen)," kelakar Airlangga, dikutip dari detikcom, Selasa (29/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia memang tak merinci pasti berapa proyeksi pemerintah sekarang, terlebih dengan adanya perang tarif global. Menko Airlangga hanya meminta masyarakat menunggu pengumuman resmi kinerja perekonomian di kuartal I 2025, yakni pada 5 Mei 2025 mendatang.
Indonesia saat ini tengah dihantam tarif resiprokal 32 persen yang ditetapkan Presiden AS Donald Trump. Namun, orang nomor satu di Amerika itu masih menunda implementasinya selama 90 hari sejak 9 April 2025. Penangguhan ini bertujuan agar negara mitra bisa berunding soal kerja sama dagang yang lebih adil bagi AS.
Di tengah harap-harap cemas, sejumlah lembaga internasional menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi banyak negara, termasuk Indonesia. Contohnya, International Monetary Fund (IMF) yang memprediksi ekonomi Indonesia di 2025 tak akan mampu mencapai 5 persen.
Begitu pula Bank Dunia yang memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,7 persen pada 2025, turun dari proyeksi sebelumnya sebesar 5 persen. World Bank bahkan memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-rata hanya 4,8 persen sampai 2027 mendatang.
Sementara itu, pemerintah melalui APBN 2025 menargetkan ekonomi Indonesia di tahun ini tumbuh 5,2 persen. Angka tersebut lebih tinggi dari capaian di 2024 sebesar 5,03 persen.
Menteri Keuangan Sri Mulyani pun masih yakin Indonesia bisa mencapai level 5 persen. Salah satu alasan kuatnya adalah konsumsi rumah tangga yang diklaim tetap terjaga baik di tengah ketidakpastian global.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 diperkirakan tetap akan mencapai sekitar 5 persen," tegas Sri Mulyani dalam Konferensi Pers KSSK secara virtual, Kamis (24/4).
"Indonesia diperkirakan dapat mengendalikan dampak negatif ketidakpastian global dan tetap menjaga stabilitas sistem keuangan, serta memelihara momentum pertumbuhan ekonomi. Ke depan, ekonomi Indonesia akan berpeluang untuk terus tumbuh secara berkesinambungan," imbuhnya optimistis.
Terkait prediksi terbaru IMF, sang Bendahara Negara menegaskan koreksi yang dialami Indonesia masih lebih baik ketimbang negara di kawasan. Wanita yang akrab disapa Ani itu menyebut koreksi IMF hanya sekitar 0,4 percentage points.
Ia kemudian menyinggung koreksi untuk Thailand mencapai 1,1 percentage points, Vietnam dikoreksi ke bawah 0,9 percentage points, Filipina diyakini turun 0,6 percentage points. Bahkan, Meksiko dikoreksi ke bawah sampai 1,7 percentage points.
"Koreksi ini lebih rendah dibandingkan koreksi terhadap negara-negara yang tadi telah saya sampaikan, di mana exposure dari perdagangan internasional mereka lebih besar dan dampak atau hubungan dari perekonomian mereka terhadap AS juga lebih besar," tandasnya.
(skt/pta)