Indonesia dan Trofi Sudirman Cup yang Hanya Melambai dari Kejauhan

6 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Trofi Piala Sudirman 2025 tidak bisa dibawa pulang. Namun ada rasa puas dan kebanggaan melihat kerja keras dan perjuangan yang telah ditunjukkan Tim Badminton Indonesia selama sepekan.

Indonesia berstatus unggulan kedua tetapi kondisi yang ada jelang keberangkatan menuju Xiamen sangat bertolak belakang dengan status elite tersebut. Bagaimana tidak, Indonesia minim gelar di empat bulan awal BWF Tour 2025.

Hampa gelar adalah dua kata yang akrab dengan rombongan Tim Indonesia tiap berangkat ke BWF Tour di empat bulan awal. Karena itu, kepercayaan diri yang ada tidaklah berdiri di tempat tertinggi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kondisi itu masih diperparah oleh badai cedera dan sakit. Anthony Ginting sudah sejak awal dipastikan absen karena cedera bahu. Lalu menyusul Gregoria Mariska Tunjung yang jatuh sakit setelah namanya diumumkan sempat masuk dalam skuad. Ketika jelang hari keberangkatan, giliran Leo Rolly Carnando yang dipastikan batal berangkat karena kondisinya masih cedera.

Dengan berbagai hambatan dan rintangan tersebut, Tim Badminton Indonesia menunjukkan dan mengerahkan semua yang mereka punya di lapangan. Dari pertandingan ke pertandingan.

Di tengah perjuangan memburu trofi Sudirman Cup, Indonesia kembali diterpa badai cedera yang menimpa Daniel Marthin. Namun Indonesia bisa terus melangkah hingga babak semifinal.

Pada babak semifinal, Indonesia kalah dari Korea Selatan setelah pertempuran sengit yang megah. Indonesia kalah lewat rubber game di partai kelima. Bukti nyata bahwa pemain-pemain Indonesia sudah berjuang semampu mereka.

Ketika jejak Indonesia tidak berlanjut ke partai final, ada rasa sesal dan kesal. Hal itu yang terlihat dari wajah Siti Fadia Silva dan Ammalia Cahaya Pratiwi yang berlinang air mata setelah meninggalkan lapangan.

Namun bagi banyak suporter Indonesia, perjuangan Indonesia di Sudirman Cup 2025 kali ini terbilang memuaskan. Datang dengan kondisi luka, baik fisik maupun mental, Indonesia bisa menembus babak semifinal. Catatan babak semifinal adalah catatan terbaik bila dibandingkan dengan dua edisi sebelumnya yang selalu terhenti di babak perempat final.

Walaupun langkah Indonesia di Sudirman Cup 2025 dipenuhi tepuk tangan, tentu ada ruang-ruang yang patut disoroti dan diberikan kritikan. Karena bagaimanapun, kegagalan juara berarti ada hal yang perlu dibenahi agar menjadi lebih baik di masa depan.

Di Sudirman Cup 2025 kali ini, hal itu adalah nomor ganda campuran. Nomor ganda campuran, yang seringkali jadi nomor pembuka tidak mampu tampil maksimal mengimbangi wakil-wakil ganda campuran negara lainnya.

Dibanding empat nomor lainnya, wakil ganda campuran Indonesia memang mengalami tekanan paling berat. Sebagai nomor yang sering bermain di partai pembuka, tekanan wakil ganda campuran memang menjadi lebih kuat. Kemenangan di partai pembuka membuat peluang sebuah tim untuk menang menjadi lebih besar karena dalam laga beregu,satu kemenangan bisa mempengaruhi mental tim di laga berikutnya.

Putri Kusuma Wardani saat tampil pada laga Indonesia vs Thailand di perempat final Sudirman Cup 2025. (Arsip PBSI)Putri Kusuma Wardani jadi salah satu pemain yang tampil apik di Sudirman Cup 2025. (Arsip PBSI)

Sedangkan empat nomor lainnya terbilang tampil impresif. Putri Kusuma Wardani benar-benar menunjukkan diri sebagai tulang punggung tunggal putri yang tampil tanpa Gregoria. Walau kalah dari An Se Young di semifinal, Putri KW benar-benar memberikan perlawanan mati-matian. Ester Nurumi Tri Wardoyo juga sempat tampil dan menyumbangkan kemenangan.

Nomor tunggal putra juga tampil gemilang dengan selalu menyumbang poin kemenangan. Alwi Farhan bisa diandalkan di samping Jonatan Christie, sedangkan Moh Zaki Ubaidillah juga merasakan kesempatan tampil di panggung besar.

Nomor ganda putra juga tampil ganas. Walau Daniel cedera, kombinasi Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri yang kembali reuni bisa jadi bukti perlawanan sekuat tenaga Indonesia terhadap Korea.

Nomor ganda putri juga menunjukkan pertarungan sepadan di duel lawan Korea. Dengan kombinasi Fadia/Tiwi yang dipasangkan demi kebutuhan perubahan susunan pertandingan, Fadia/Tiwi bisa menyulitkan Baek Ha Na/Lee So Hee yang berstatus ranking tiga dunia.

Di titik saat ini, trofi Sudirman Cup hanya terlihat melambai-lambai dari kejauhan. Tim Badminton Indonesia belum punya cukup kekuatan untuk membawa kembali trofi tersebut pulang.

Baca lanjutan berita ini di halaman berikut >>>


Read Entire Article
| | | |