CNN Indonesia
Kamis, 08 Mei 2025 15:17 WIB
Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Pertahan Israel, Israel Katz, mengancam akan membuat Iran menderita seperti halnya kelompok perlawanan Hamas di Palestina.
Katz melontarkan ancamannya setelah Bandara Ben Gurion Tel Aviv diserang rudal Houthi dari Yaman. Tel Aviv kemudian menuduh Iran mempersenjatai Houthi dengan senjata-senjata canggih seperti rudal hingga drone.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia kemudian menegaskan akan melakukan balasan lebih menyakitkan ke Iran.
"Saya peringatkan, para pemimpin Iran yang membiayai, mempersenjatai, dan memanfaatkan organisasi teroris Houthi: sistem proksi akan dimusnahkan dan aksis kekuatan iblis runtuh," kata Katz seperti dikutip AFP.
"Kalian secara langsung bertanggung jawab. Apa yang pernah kami lakukan terhadap Hizbullah di Beirut, seperti Hamas di Gaza, kepada (mantan Presiden Suriah Bashar) Al Assad di Damskus. Akan kami lakukan kepada kalian di Teheran juga," ujar Katz.
Ia mengatakan Houthi Yaman adalah bagian dari "aksis perlawanan" Iran melawan Israel dan Amerika Serikat seperti Hizbullah dan Hamas.
Hizbullah mulai menyerang wilayah pendudukan Israel pada Oktober 2023 untuk mendukung perlawanan Hamas setelah insiden penyerangan terhadap warga Israel di Kibutz Israel pada 7 Oktober.
Pada 7 Oktober itu, Hamas menculik para warga Israel dan memuci kemarahan Tel Aviv.
Israel kemudian mulai melakukan serangan-serangan brutal ke Gaza bahkan ke wilayah Lebanon termasuk Beirut. Militer Israel mengeklaim mengincar basis-basis Hamas dan Hizbullah.
Satu persatu pemimpin Hamas dan Hizbullah pun dibunuh militer Israel termasuk Ismail Haniyeh dan Hassan Nasrallah.
Kini Israel dibuat kerepotan dengan serangan-serangan yang dilakukan milisi Houthi dari Yaman. Tel Aviv bahkan dibantu Amerika Serikat untuk menggempur wilayah Yaman.
Israel pun yakin bahwa Houthi tetap melakukan serangan karena dibantu Iran meski sudah beberapa kali dibombardir oleh militer Zionis dan AS.
Iran juga selalu membantah mendukung milisi Houthi di Yaman.
Puncak kemarahan Israel ketika satu rudal Houthi Yaman berhasil menerjang perimeter Bandara Ben Gurion Tel Aviv tanpa bisa diantisipasi Israel pekan lalu.
Tel Aviv kemudian melancarkan serangan udara dengan mengerahkan 20 jet tempur untuk membombardir pelabuhan logistik di Kota Sanaa yang diklaim Israel sebagai basis Houthi.
Tak lama kemudian, milisi Houthi dan AS sepakat melakukan gencatan senjata yang dimediasi oleh Oman.
Houthi sepakat tidak akan lagi menyerang kapal-kapal dari negara-negara Barat di Laut Merah. AS juga sepakat tidak akan melakukan serangan lagi ke Yaman.
Meski demikian, Israel tampaknya ingin melakukan provokasi lagi melalui pernyataan Israel Katz yang mengancam Iran.
(bac)