Kulit Gatal di Malam Hari, Hati-hati Bisa Jadi Tanda Liver Bermasalah

7 hours ago 4

Jakarta, CNN Indonesia --

Rasa gatal, atau pruritus, seringkali menjadi gejala tersembunyi dari penyakit hati kronis. Meski tidak semua penderitanya mengalami, gatal yang persisten dapat sangat mengganggu, bahkan sampai merenggut kualitas tidur.

Berbeda dengan gatal ringan sesekali yang mungkin tak perlu dikhawatirkan, gatal yang terus-menerus patut diwaspadai.

Villda, seorang wanita asal Tangerang Selatan, merasakan langsung kaitan ini. Pada tahun 2022, ia didiagnosis mengalami gangguan fungsi hati. Gejala awal yang ia rasakan meliputi rasa seperti masuk angin dan gatal-gatal hebat di seluruh tubuh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Gejala pertama yang jelas itu setiap makan pasti muntah, nafsu makan berkurang, lemas, dan parahnya ruas di badan yang gatal banget," tutur Villda, seperti dilansir Detik.

Karakteristik gatal yang terkait dengan penyakit hati adalah kecenderungannya untuk memburuk di malam hari. Beberapa penderita mungkin merasakan gatal hanya di satu area tubuh, namun kebanyakan mengalaminya di seluruh tubuh.

Dr. Shreya Sengupta, direktur program penyakit hati terkait alkohol di Cleveland Clinic, menjelaskan, "Seringkali gatalnya bertambah parah di malam hari karena berbagai alasan. Jadi, penderitanya akan baik-baik saja sepanjang hari, tapi saat tidur, gatalnya tidak berhenti."

Uniknya, gatal ini umumnya tidak disertai ruam. Namun, iritasi, perubahan warna kulit, dan infeksi dapat muncul akibat garukan yang berlebihan.

Mengapa Gatal Muncul pada Penyakit Hati? Teori Para Ilmuwan

Para ilmuwan masih terus meneliti penyebab pasti gatal pada penderita penyakit hati. Namun, ada beberapa teori utama yang sedang dipelajari:

1. Penumpukan Garam Empedu: Penelitian tahun 2022 menunjukkan bahwa penyakit hati dapat meningkatkan kadar garam empedu, yang kemudian menumpuk di bawah kulit dan memicu rasa gatal.

Meski demikian, gatal tidak dialami oleh semua penderita penyakit hati dengan kadar garam empedu tinggi, sehingga hubungan antara tingkat keparahan gatal dan konsentrasi garam empedu masih belum sepenuhnya terkonfirmasi.

2. Senyawa Kimia Alami Lainnya: Beberapa penelitian menduga bahwa zat alami lain dalam tubuh bisa memicu gatal, seperti histamin, kalsium, hormon seks wanita, dan hormon paratiroid.

3. Sensitivitas Sel Kulit: Riset tahun 2021 menemukan bahwa gatal akibat Primary Biliary Cirrhosis (PBC) kemungkinan melibatkan reaksi saraf pada keratinosit (sel lapisan luar kulit). Penderita PBC memiliki kadar lipid (lemak) tinggi dalam darah, dan ketika zat ini disuntikkan ke kulit tikus, rasa gatal meningkat.


Read Entire Article
| | | |