Manajemen Risiko Efektif dan Prudent, Kualitas Kredit BRI Makin Membaik

7 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI berhasil menjaga kualitas aset dengan perbaikan angka rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL), serta memperkuat pencadangan risiko kredit sebagai bagian dari upaya menjaga ketahanan keuangan secara berkelanjutan di akhir Triwulan I/2025.

Paparan capaian itu disampaikan pada konferensi pers Kinerja Keuangan BRI Triwulan I/2025 oleh Direktur Manajemen Risiko BRI, Mucharom, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

"Rasio NPL BRI tercatat membaik dari 3,11% pada akhir Maret 2024 menjadi 2,97% pada akhir Maret 2025. Penurunan rasio NPL ini merupakan hasil dari penerapan manajemen risiko yang efektif dan prinsip kehati-hatian (prudent) dalam proses penyaluran kredit di seluruh segmen bisnis BRI," ujar Mucharom.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sisi lain, perbaikan kualitas kredit juga tercermin dari rasio Loan at Risk (LAR) BRI yang turun signifikan, dari 12,68% pada Triwulan I/2024 menjadi 11,12% pada Triwulan I/2025. Perbaikan ini diyakini merupakan dampak dari pengelolaan portofolio kredit BRI semakin sehat dan terkendali, meskipun sektor usaha masih menghadapi tantangan eksternal seperti ketidakpastian geopolitik.

Sementara untuk menjaga ketahanan neraca, BRI terus meningkatkan pencadangan risiko yang memadai. Hingga akhir Maret 2025, Rasio NPL Coverage BRI terbilang sangat kuat dengan rasio sebesar 200,60%.

Mucharom menyatakan, capaian ini menunjukkan kesiapan BRI dalam mengantisipasi potensi pemburukan kualitas aset yang mungkin timbul akibat ketidakpastian perekonomian domestik maupun global.

"Dengan coverage ratio yang sangat memadai ini, BRI tidak hanya mampu menjaga stabilitas neraca secara berkelanjutan, namun juga memberikan keyakinan kepada investor, regulator, dan seluruh stakeholders bahwa perseroan memiliki fundamental yang kuat dalam menghadapi dinamika ekonomi, terutama di tengah kondisi tekanan ekonomi dan geopolitik global seperti perang tarif," papar Mucharom.

Dari sisi penyaluran kredit, pada periode yang sama BRI mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp1.373,66 triliun atau tumbuh 4,97% secara tahuna. Penyaluran kredit BRI masih didominasi segmen UMKM dengan porsi mencapai 81,97% dari total kredit BRI, atau dengan nominal sebesar Rp1.126,02 triliun.

Capaian positif ini sekaligus mempertegas komitmen BRI memperkuat fondasi ekonomi kerakyatan. Melalui dukungan pembiayaan kepada sektor produktif, BRI mengambil peran strategis dalam membuka lapangan kerja baru dan berkontribusi menurunkan tingkat kemiskinan nasional, sejalan dengan visi pembangunan nasional yang tercantum dalam Asta Cita Pemerintah Republik Indonesia.

Untuk diketahui, Direktur Manajemen Risiko BRI Mucharom diangkat pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 24 Maret 2025, dan baru melaksanakan tugas dan fungsi jabatannya setelah mendapatkan persetujuan Penilaian Kemampuan dan Kepatutan OJK.

(rea/rir)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
| | | |