CNN Indonesia
Minggu, 13 Apr 2025 12:45 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Mari Elka Pangestu mengatakan Pemerintah Indonesia tidak perlu panik dalam menghadapi tarif tinggi dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Indonesia menghadapi ketidakpastian dari sisi ekonomi menyusul kebijakan ekstrem Donald Trump yang memberlakukan tarif tinggi ke seluruh dunia.
Indonesia sendiri mendapatkan tarif impor dari AS sebesar 32 persen yang ditangguhkan selama 90 hari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu Indonesia diminta perlu tenang dalam menghadapi kebijakan Trump ini sembari tetap cermat dalam merespons setiap perubahan aturan.
"Don't panic, be calm (jangan panik, kalem) Jadi kita semua lagi menebak-nebak sebetulnya Presiden Trump itu maunya apa," ujar Mari Elka dalam diskusi panel The Yudhoyono Institute di Hotel Sahid, Jakarta, Minggu (13/4).
Menurut Mari Elka, dunia, termasuk Indonesia tengah menghadapi ancaman pertumbuhan yang lebih rendah dan tidak menutup kemungkinan terjadi resesi.
"Kita menghadapi much lower growth, maybe a recession, and certainly increase uncertainty in the economic policy as well as especially in trade policy," kata Mari Elka.
Di antara negara-negara ASEAN, Kamboja jadi negara dengan kenaikan tarif paling tinggi, yakni 49 persen. Sementara Vietnam 46 persen, Thailand 36 persen, sedangkan Malaysia 24 persen. Tarif itu diterima Malaysia karena menyumbang defisit cukup besar ke AS.
"Dampaknya kepada growth trade, itu akan berbeda tergantung dependence kita kepada trade," kata Mari Elka.
Kendati demikian, Mari Elka menilai dampak tarif AS terhadap Indonesia tidak akan sebesar negara-negara tetangga seperti Vietnam, Kamboja, Maupun Malaysia.
"Dampak Indonesia relatively less dibanding dengan negara lain," tutur Mari Elka.
(sry/bac)