Pembinaan Peserta Toyota Eco Youth ke-13 Tiba di Merauke

6 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Setelah menyambangi berbagai kota di Indonesia, gelaran Toyota Eco Youth (TEY) ke-13 kini mencapai Merauke, Papua Selatan. Tim dari Toyota Indonesia turun langsung (Genba) untuk mendampingi SMAN 3 Merauke, salah satu finalis yang mengajukan proposal inovatif bertema lingkungan.

Pendampingan ini menjadi bagian penting mematangkan visi dan misi proyek lingkungan para finalis. Tujuannya agar ide-ide yang dilombakan semakin aplikatif, memberikan manfaat nyata, serta mampu melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat luas.

Langkah ini juga mempertegas komitmen TEY yang telah memasuki usia dua dekade sejak pertama kali hadir pada 2005 untuk melahirkan inovasi dari generasi muda.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

TEY ke-13 pada tahun ini, yang bertemakan "EcoActivism, Saatnya Beraksi Jaga Bumi", secara khusus mendorong generasi muda mengambil peran dalam dekarbonisasi, bukan sekadar mengurangi emisi.

SMAN 3 Merauke hadir dengan proposal bertajuk BBL (Brown Block of Life): Pemanfaatan Limbah Kotoran Sapi dan Ampas Sagu Sebagai Media Tanam dan Kompos Berbasis Tenaga Surya dengan Konsep Ekonomi Sirkular.

Proses pembuatan yakni mencampurkan kotoran sapi dan ampas sagu dengan perbandingan 75:25 dan diaduk dengan air dan konsentrat EM4. Setelah itu didiamkan dua sampai tiga hari sebelum dicetak dengan berat 25 gram dan dijemur hingga kering.

Kepala Sekolah SMA 3 Merauke, Benedikta Sri Lestari mengatakan BBL ini merupakan solusi konkret untuk mengatasi permasalahan lingkungan di Merauke.

Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Nandi Julyanto yang turut hadir dalam kegiatan Genba di SMAN 3 Merauke, menyampaikan apresiasinya terhadap inovasi para siswa.

"Toyota Indonesia sangat mengapresiasi proposal-proposal lingkungan dari para sekolah finalis TEY ke-13 yang dilandasi ide-ide kreatif, bersifat inovatif dan sejalan dengan upaya dekarbonisasi di era transisi energi saat ini," ujarnya, dikutip dari keterangan resmi TMMIN, Jumat (2/5).

Nandi menyoroti proposal "Brown Block of Life" dari SMAN 3 Merauke sebagai contoh nyata pelajar dapat berkontribusi solusi terhadap isu lingkungan di wilayahnya.

"Hal ini menegaskan upaya dekarbonisasi memerlukan sinergi semua pihak, tidak terkecuali para pelajar sebagai generasi muda dan merupakan pilar utama kontributor bagi masa depan yang lebih hijau," imbuhnya.

Senada dengan itu, Wakil Presiden Direktur PT Toyota-Astra Motor (TAM) Henry Tanoto menekankan bahwa TEY bukan hanya program peningkatan kepedulian lingkungan.

"Melalui program kompetisi lingkungan hidup tersebut, Toyota Indonesia juga ingin melahirkan para pionir dan penggiat lingkungan dari kalangan generasi muda yang mampu mewujudkan ide-ide inovasi untuk mengatasi permasalahan lingkungan sekitar," katanya.

"Brown Block of Life"

Proposal "Brown Block of Life" dari SMAN 3 Merauke dinilai tim juri TEY ke-13 sebagai gagasan yang tidak hanya kreatif dan inovatif, tetapi juga memiliki potensi besar diimplementasikan secara nyata.

Ide ini berhasil menciptakan terobosan dalam pengolahan limbah kotoran sapi dan ampas sagu dengan pendekatan yang ramah lingkungan serta melibatkan partisipasi aktif masyarakat.

Gagasan ini juga dinilai sangat relevan dengan potensi geografis Papua Selatan. Wilayah ini dikenal sebagai salah satu pusat produksi sagu terbesar di Indonesia dan memiliki populasi peternakan sapi yang signifikan.

"Untuk menjawab tantangan tersebut, SMAN 3 Merauke mengolah limbah sagu dan kotoran sapi menjadi Brown Block of Life (BBL). Pengolahan BBL bukan hanya menjadikan lingkungan lebih bersih tetapi mencegah terjadinya pemanasan global," ujarnya.

Brown Block of Life sendiri memanfaatkan energi matahari pada mesin pengaduk komposisi untuk menekan biaya produksi.

Produk ini diklaim mampu menutrisi tanaman selama empat tahun dan menjadi alternatif pupuk organik yang terjangkau, sehingga berpotensi meningkatkan kesejahteraan petani dan peternak setempat.

Selain manfaat lingkungan, produksi dan penjualan kompos "Brown Block of Life" juga diharapkan dapat menjadi sumber pendapatan tambahan, menciptakan lapangan kerja baru, dan memperkuat perekonomian lokal di Papua Selatan melalui konsep ekonomi sirkular.

[Gambas:Video CNN]

(fea)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
| | | |