Jakarta, CNN Indonesia --
Persatuan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) menegaskan komitmennya untuk terus mengawal kasus dugaan pelecehan seksual, yang dilakukan oleh seorang oknum dokter spesialis kandungan atau obgyn terhadap pasien di sebuah klinik di Garut, Jawa Barat.
Ketua Umum POGI, Yudi Mulyana Hidayat mengatakan pihaknya tidak akan tinggal diam menghadapi kasus yang mencoreng profesi dokter tersebut. Ia menegaskan, POGI siap memberikan sanksi tegas apabila ditemukan pelanggaran etik maupun disiplin profesi.
"Bila ada pelanggaran etika dan disiplin profesi, POGI tidak akan ragu-ragu memberikan sanksi tegas organisasi," kata Yudi saat dihubungi CNNIndonesia.com melalui pesan singkat, Selasa (15/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yudi menjelaskan, kasus ini sebenarnya sudah berlangsung cukup lama dan telah ditangani oleh sejumlah pihak, termasuk Dinas Kesehatan, Klinik tempat pelaku bekerja, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), serta POGI Cabang Jawa Barat wilayah Priangan Timur. Namun, hingga kini, proses penanganan di tingkat organisasi masih menghadapi hambatan.
"PP POGI melalui POGI Cabang Jawa Barat telah melakukan pemanggilan terhadap yang bersangkutan untuk melakukan investigasi atau klarifikasi ulang bentuk pelanggaran yang dilakukan, tapi yang bersangkutan tidak hadir tiga kali," jelas Yudi.
Meski demikian, POGI tetap melanjutkan langkah-langkah koordinasi dan pendampingan. Pihaknya kini tengah berkoordinasi dengan IDI Wilayah Jawa Barat, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, serta Polda Jabar untuk memastikan proses hukum berjalan secara objektif dan menyeluruh.
"PP POGI akan membantu dan mengawal proses hukum agar tidak terulang hal-hal seperti ini. Ini penting sebagai efek jera sekaligus upaya preventif," tegasnya.
Saat ini, Polres Garut telah memeriksa lima orang saksi terkait dengan peristiwa tersebut, termasuk dari pihak. Salah satu alat bukti penting yang telah dikantongi penyidik adalah rekaman CCTV bertanggal 20 Juni 2024, yang merekam aktivitas di klinik pada pukul 11.00 hingga 12.00 siang.
Polda Jawa Barat juga telah membentuk tim khusus untuk menangani kasus ini secara intensif. Tak hanya itu, posko pengaduan telah dibuka di Polres Garut untuk menampung laporan dari korban lain yang mungkin mengalami tindakan serupa dari oknum dokter tersebut.
(tis/tis)