CNN Indonesia
Senin, 28 Apr 2025 20:30 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Arab Saudi dan Qatar mengumumkan akan melunasi utang Suriah kepada Bank Dunia yang bernilai sekitar $15 juta atau Rp252,8 miliar.
Dalam sebuah pernyataan bersama yang dirilis Minggu (27/4) oleh Saudi Press Agency (SPA), Arab Saudi dan Qatar menyatakan kesiapan untuk membantu melunasi utang-utang Suriah kepada Bank Dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kementerian Keuangan Arab Saudi dan Qatar bersama-sama mengumumkan komitmen untuk melunasi utang Suriah kepada World Bank Group dengan total sekitar $15 juta (sekitar Rp252,8 miliar)," demikian pernyataan bersama tersebut, seperti dikutip Al Jazeera.
Pengumuman ini dikeluarkan beberapa hari setelah Gubernur Bank Sentral Suriah Abdul Qadir Al-Hasriya dan Menteri Keuangan Suriah Mohammed Yosr Bernieh menghadiri pertemuan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia untuk pertama kalinya dalam 20 tahun lebih.
Bank Dunia telah menangguhkan operasi di Suriah setelah perang sipil di negara itu pecah selama Arab Spring pada 2011.
Jika utang Suriah pada Bank Dunia lunas, maka Suriah akan dapat mengakses kembali bantuan keuangan dan saran teknis bank tersebut.
"Komitmen ini akan membuka jalan bagi World Bank Group untuk melanjutkan kembali dukungan dan operasi di Suriah setelah penangguhan selama lebih dari 14 tahun ini," demikian pernyataan Saudi dan Qatar.
"Hal ini juga akan membuka akses Suriah terhadap dukungan finansial dalam waktu dekat untuk pengembangan sektor-sektor penting," lanjut pernyataan tersebut.
Saudi, Qatar, dan Suriah memperbaiki hubungan diplomatik setelah rezim Bashir Al Assad digulingkan pada Desember 2024 lalu.
Penggulingan itu dipimpin oleh kelompok bersenjata Hayat Tahrir Al-Sham (HTS) yang dikepalai Abu Mohammed Al-Jolani alias Ahmed Al-Sharaa, Presiden interim Suriah saat ini.
Usai menjatuhkan rezim Assad, pemerintahan Al-Sharaa berusaha untuk membangun kembali hubungan diplomatik Suriah dengan negara-negara lain termasuk dengan lembaga keuangan internasional.
Pemerintahan baru ini juga meminta bantuan negara-negara Teluk untuk membiayai rekonstruksi infrastruktur Suriah pasca perang dan menghidupkan kembali perekonomian Damaskus.
(blq/bac)