Jakarta, CNN Indonesia --
Blake Lively dituding juga pernah menciptakan lingkungan kerja yang toksik, seperti yang aktris itu tuduhkan kepada mantan lawan mainnya dalam It Ends With Us, Justin Baldoni.
Tudingan tersebut datang dari enam mantan pegawai perusahaan milik Lively yang sudah tutup, Preserve. Enam orang itu menyebut perusahaan yang dipimpin Lively toksik, tak profesional, dan kacau.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semuanya yang ada di perusahaan itu benar-benar kacau," kata mantan seorang staf di sana kepada Daily Mail seperti yang diberitakan Page Six pada Selasa (20/5).
"Tuduhan tempat kerja yang dilontarkan Blake sekarang sungguh ironis, mengingat [Preserve] itu adalah salah satu lingkungan paling gila, toksik, menguras emosi, dan tidak teratur yang bisa kalian bayangkan."
Aktris yang saat ini berusia 37 tahun itu meluncurkan Preserve yang merupakan sebuah toko daring yang menjual barang-barang rumah tangga pada 2014. Namun perusahaan itu hanya bertahan setahun.
"Kesan yang ditinggalkan [Lively] pada saya setelah saya bekerja di Preserve adalah dia tidak pedulian," kata mantan karyawan yang lain. "Itu benar-benar lingkungan kerja yang toksik."
Seorang staf ingat saat Blake Lively menjadi tuan rumah pemotretan produk mereknya sendiri di Westchester County, New York. Namun saat kru dan model tiba, Lively malah muncul dengan "tampilan yang sangat berantakan."
Selain itu, saudara Blake, Eric, yang diberi tugas sebagai direktur kreatif perusahaan juga disebut sering ceroboh dan kesiangan.
Hal itu membuat banyak staf mesti menunggu di luar bangunan dalam cuaca dingin sebelum masuk ke apartemen studio Manhattan yang jadi kantor perusahaan tersebut.
Seorang mantan staf juga menyebut mereka mesti duduk di lantai studio selama "berbulan-bulan" sebelum akhirnya mebel untuk kantor tiba.
"Sama sekali tidak memenuhi syarat untuk menjalankan perusahaan," kata seorang mantan karyawan. "Ada banyak hal perusahaan itu tidak profesional."
"Selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan, tak ada meja. Ironi bahwa situs gaya hidup menjual barang-barang yang sangat mahal ini luput dari perhatian."
Bukan cuma itu, mantan karyawan lainnya mengatakan mereka harus bekerja dalam durasi kerja yang sangat lama dan kerap mengalami penundaan gaji. Bahkan pernah ada mantan staf yang tak sanggup bayar ongkos kereta bawah tanah.
Menurut laporan Daily Mail, sejumlah staf mendapatkan kompensasi US$300 ribu setelah mengancam akan menyeret perusahaan itu dalam ranah hukum atas berbagai perlakuan buruk yang mereka terima.
Namun semua kekacauan itu tetap tertutup karena humas lama Blake Lively, Leslie Sloane. Mantan staf menyebut Sloane mengubur seluruh kebobrokan perusahaan tersebut.
Blake Lively sendiri mengakui bahwa dirinya salah dalam mengelola Preserve saat menjalani wawancara dengan Entreprenueur pada 2023.
"Saya mencurahkan semua yang saya punya ke perusahaan itu, tapi ada hal-hal di balik layar yang tak dapat kami pahami," kata Lively tidak merinci masalah yang dihadapi perusahaannya.
(end)