Harga Minyak Naik di Tengah Proyeksi Penurunan Produksi AS

16 hours ago 1

CNN Indonesia

Rabu, 07 Mei 2025 11:26 WIB

Harga minyak dunia naik setelah muncul sinyal penurunan produksi AS, serta peningkatan permintaan dari Eropa dan China. Harga minyak dunia naik setelah muncul sinyal penurunan produksi AS, serta peningkatan permintaan dari Eropa dan China. (Foto: Tangkapan layar twitter @@PIF_en)

Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak mentah dunia naik pada perdagangan Rabu (7/5) setelah munculnya sinyal penurunan produksi di Amerika Serikat (AS), serta tanda-tanda peningkatan permintaan dari Eropa dan China.

Mengutip Reuters, harga minyak mentah Brent naik 37 sen atau 0,6 persen menjadi US$62,52 per barel. Senada, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 44 sen atau 0,74 persen menjadi US$59,53 per barel.

Kedua acuan harga tersebut sebelumnya sempat menyentuh level terendah dalam empat tahun setelah OPEC+ memutuskan untuk mempercepat peningkatan produksi, yang memicu kekhawatiran kelebihan pasokan di tengah ketidakpastian permintaan akibat tarif perdagangan AS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, harga yang lebih rendah dalam beberapa minggu terakhir telah mendorong sejumlah perusahaan energi AS, seperti Diamondback Energy dan Coterra Energy, untuk memangkas jumlah rig pengeboran. Para analis menilai langkah ini dapat mengurangi produksi dan mengerek harga dalam jangka menengah.

"Pengumuman terbaru menunjukkan produksi akan melemah dalam beberapa bulan mendatang," ujar Daniel Hynes, analis senior komoditas di ANZ Bank.

"Kami sudah memperingatkan pada bulan lalu bahwa harga yang jatuh dan aktivitas pengeboran yang menurun bakal meningkatkan risiko penurunan produksi minyak AS," imbuhnya.

Menurut data dari American Petroleum Institute, persediaan minyak mentah AS turun sebesar 4,5 juta barel pada pekan yang berakhir 2 Mei. Sementara itu, data resmi dari pemerintah AS akan dirilis pukul 10.30 waktu setempat, dengan proyeksi penurunan stok sebesar 800 ribu barel.

Selain faktor pasokan, kenaikan harga juga didukung oleh sinyal peningkatan permintaan. Konsumen di China menunjukkan lonjakan belanja selama libur Hari Buruh dan aktivitas pasar kembali bergeliat.

Di Eropa, perusahaan-perusahaan diperkirakan akan mencatatkan pertumbuhan laba kuartal pertama sebesar 0,4 persen, meningkat dari perkiraan penurunan 1,7 persen.

Sementara itu, Federal Reserve AS diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pada level saat ini di tengah ketidakpastian ekonomi akibat tarif perdagangan.

[Gambas:Video CNN]

(ldy/pta)

Read Entire Article
| | | |