Junta Militer Myanmar Disebut Hambat Lembaga Bantuan Asing untuk Gempa

Jakarta, CNN Indonesia --

Junta militer Myanmar disebut menghambat sejumlah lembaga bantuan asing untuk korban gempa bumi di negara tersebut.

Sejumlah lembaga hak asasi manusia dan warga menuduh junta militer Myanmar sengaja menghambat lembaga bantuan internasional untuk gempa di negara itu.

Gempa bumi magnitudo 7,7 mengguncang Myanmar dan meluluhlantakkan dua kota yakni Sagaing dan Mandalay.

Tercatat 3.514 orang tewas akibat gempa dahasyat di negara tersebut. Gempa besar itu juga mengakibatkan krisis stok pangan, air bersih, dan tempat tinggal di Myanmar.

"Tim bantuan tidak diperbolehkan beroperasi secara independen, dari organisasi apapun," ujar wakil pemimpin junta militer Myanmar, Jenderal Soe Win dalam rilis mereka seperti dikutip dari Radio Free Asia.

"Harus berupa entitas yang sudah mendapatkan izin sebelumnya dan kebijakan akan dilaksanakan untuk menjamin perizinan yang sudah disetujui jika bekerja sama dengan pejabat terkait," demikian lanjut keterangan dari junta militer Myanmar.

Junta Myanmar juga menegaskan memilih dengan ketat sejumlah lembaga kemanusiaan internasional karena ada beberapa lembaga kemungkinan masuk ke negara itu untuk tujuan negatif dengan mengeksploitasi bencana gempa.

Para tentara junta juga melalukan pengecekan secara ketat sejumlah kelompok yang memasuki kota Sagaing di Myanmar tengah.

Pemeriksaan ketat ini disebut sejumlah relawan kemanusiaan menyebabkan angka kematian akibat gempa jadi semakin besar karena belum tersentuh bantuan kemanusiaan.

"Banyak orang yang sekarat. Ini seperti kita hanya bisa duduk diam mengamati orang-orang yang meninggal sementara mereka seharusnya masih bisa hidup," kata salah satu relawan anonim kepada RFA.

(bac)

[Gambas:Video CNN]