Resah Pengusaha Tekstil Dihajar Trump Tarif Impor 47 Persen

2 hours ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (Apsyfi) Redma Gita Wirawasta bercerita soal beban para pengusaha tekstil Indonesia terkena tarif 47 persen dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Redma berkata selama ini produk-produk tekstil Indonesia memang kena tarif sekitar 5-15 persen saat masuk AS. Tarif itu berlaku untuk semua negara atau yang dikenal dengan most favoured nation (MFN).

"Dengan tarif 5-15 persen, kita masih bisa ekspor US$4 miliar-US$5 miliar. Yang jadi masalah kalau dinaikkan, ditambah 10 persen lagi, tambah 32 persen. Ini jadi masalah," kata Redma saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (22/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Redma mengatakan tarif ini sangat memberatkan pengusaha tekstil Indonesia. Daya saing produk Indonesia sudah pasti akan menurun.

Dia menyebut memang ada peluang karena China dan Vietnam terkena tarif lebih besar, yaitu 145 persen dan 46 persen. Indonesia bisa saja merebut pasar dua negara itu karena mendapatkan tarif lebih kecil, yaitu 32 persen.

Meski begitu, Redma melihat India dan Pakistan lebih berpeluang merebut pasar tekstil di AS. Mereka hanya terdampak tarif 26 persen dan 29 persen dari Trump.

"Yang lebih sulit lagi bersaing dengan industri tekstil dalam negeri AS karena mereka tanpa tarif," ujarnya.

"Kalau tarif kita tetap (total) 47 persen, ada ketakutan produk-produk kita tidak bisa bersaing," ucap Redma.

Redma berharap Pemerintah Indonesia berhasil melobi AS untuk menurunkan tarif. Mereka berharap tarif serendah-rendahnya agar bisa tetap berjualan di AS.

"Ya harapannya sih kembali ke 5-15 persen lagi," kata Redma.

Sebelumnya, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut tarif dagang dari AS untuk produk-produk Indonesia bisa menembus 47 persen.

Pemerintah sedang mencari cara untuk meluluhkan hati Presiden AS Donald Trump. Pemerintah menawarkan pelonggaran aturan impor untuk produk AS. Selain itu, pemerintah menyiapkan rencana penambahan impor dari AS.

Pemerintah akan menambah impor dari Amerika Serikat (AS) sekitar US$19 miliar atau Rp318,9 triliun (asumsi kurs Rp16.784 per dolar AS).

"Komoditas kan jelas kalau yang kita import kebanyakan agrikultur. Dan agrikultur komoditas kan wheat, soya bean, sebetulnya tarifnya nol. Jadi kapas," ucap Airlangga di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (14/4).

[Gambas:Video CNN]

(dhf/agt)

Read Entire Article
| | | |