Suhu pada Januari 2025 Pecahkan Rekor, Ilmuwan Pertanyakan Laju Perubahan Iklim

1 month ago 47

Suhu pada Januari 2025 Pecahkan Rekor, Ilmuwan Pertanyakan Laju Perubahan Iklim

Suhu pada Januari 2025 Pecahkan Rekor, Ilmuwan Pertanyakan Laju Perubahan Iklim (Ilustrasi/Freepik)

JAKARTA - Suhu pada bulan Januari 2025 menjadi yang terhangat sepanjang catatan dunia. Para ilmuwan pun bingung akan hal ini dan mempertanyakan laju perubahan iklim

1. Suhu Januari 2025 Pecahkan Rekor 

Januari 2025 diperkirakan sedikit lebih dingin dibandingkan Januari 2024 karena adanya pergeseran dari pola cuaca alami di Pasifik yang dikenal sebagai El Niño.

Namun, bulan lalu memecahkan rekor Januari 2024 hampir 0,1C, menurut layanan iklim Copernicus Eropa, melansir BBC, Jumat (7/2/2025).

Pemanasan dunia disebabkan emisi gas pemanas planet dari aktivitas manusia, terutama pembakaran bahan bakar fosil. Namun, para ilmuwan mengatakan mereka tidak dapat sepenuhnya menjelaskan mengapa bulan lalu sangat panas.

Ini melanjutkan serangkaian rekor suhu yang sangat besar sejak pertengahan 2023, dengan suhu sekitar 0,2C di atas yang diperkirakan.

"Alasan mendasar mengapa rekor ini terus terpecahkan, dan tren pemanasan ini telah berlangsung selama beberapa dekade, adalah karena kita meningkatkan jumlah gas rumah kaca di atmosfer," kata Direktur Goddard Institute for Space Studies milik NASA, Gavin Schmidt, kepada BBC News.

"Secara spesifik mengapa tahun 2023, dan 2024, dan (awal) tahun 2025, begitu hangat, ada unsur-unsur lain yang terlibat di sana. Kami mencoba untuk memastikannya," ucapnya.

2. Kenapa Suhu Bisa Lebih Hangat?

Sejumlah teori telah diajukan tentang mengapa beberapa tahun terakhir lebih hangat dari yang diantisipasi.

Salah satu ide melibatkan respons lautan yang berkepanjangan terhadap El Nino 2023-24.

Meskipun tidak terlalu kuat, respons ini mengikuti fase La Nina yang luar biasa panjang dari 2020-23.

Oleh karena itu, peristiwa El Nino mungkin telah "mengungkap" pemanasan, yang memungkinkan panas lautan yang telah terkumpul keluar ke atmosfer.

Namun, tidak jelas bagaimana hal ini masih akan secara langsung memengaruhi suhu global hampir setahun setelah El Nino berakhir.

"Berdasarkan data historis, efek tersebut kemungkinan telah memudar sekarang, jadi saya pikir jika catatan saat ini berlanjut, penjelasan itu menjadi semakin tidak mungkin," kata Prof Scaife.

Fakta bahwa suhu laut di wilayah lain di dunia tetap sangat hangat dapat menunjukkan "bahwa perilaku lautan sedang berubah", menurut wakil direktur Copernicus, Samantha Burgess.

"Kami benar-benar ingin melihat bagaimana suhu laut berevolusi karena suhu tersebut memiliki pengaruh langsung pada suhu udara." 

Read Entire Article
| | | |