Tekan Penggangguran, Menaker Siapkan Program School to Work Transition

4 hours ago 1

Kemnaker | CNN Indonesia

Kamis, 08 Mei 2025 13:58 WIB

Menaker Yassierli memperkenalkan program School to Work Transition yang akan digulirkan oleh Kemenaker melalui kerja sama lintas kementerian dan lembaga. Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, memperkenalkan program School to Work Transition yang akan digulirkan oleh Kementerian Ketenagakerjaan. (Foto: Arsip Kemnaker)

Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli menghadiri Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi IX DPR RI. Raker digelar di Ruang Rapat Komisi IX, Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (5/5).

Dalam rapat ini Yassierli memperkenalkan program School to Work Transition yang akan digulirkan oleh Kementerian Ketenagakerjaan melalui kerja sama lintas kementerian dan lembaga.

Program ini, kata Yassierli, merupakan integrasi pelatihan dan pemagangan berskala nasional yang dirancang untuk menekan angka pengangguran muda.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menaker mengatakan, skema School to Work Transition menyasar lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), mengingat tingkat pengangguran tertinggi berada pada kelompok usia 19-24 tahun.

Selanjutnya, data juga menunjukkan bahwa lulusan SMK memiliki proporsi pengangguran terbesar dibandingkan jenjang pendidikan lainnya.

Selain itu, terjadi mismatch antara jurusan pendidikan dengan kebutuhan industri, di mana beberapa jurusan memiliki tingkat pengangguran di atas rata-rata.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa fokus program ini mencakup pengembangan skillset masa depan seperti elektronika industri, Internet of Things (IoT), dan kecerdasan buatan (AI); terintegrasi dengan pelatihan soft skill, bahasa asing, dan kewirausahaan; serta bertujuan mengatasi ketimpangan dan mismatch dengan kebutuhan industri.

"Program ini akan diselenggarakan secara masif dengan skema hybrid, dan diorkestrasi oleh Kemnaker melalui 303 BLK milik pemerintah serta 2.421 LPK swasta," ucapnya.

Adapun tema prioritas dalam program ini meliputi smart operation, smart creative IT skills, agroforestry, dan green jobs. Ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas kementerian dalam pelaksanaan program tersebut.

"Kita ingin tema-tema ini menjadi unggulan pelatihan kami tahun ini. Dan kami membutuhkan kerja sama juga dengan lintas kementerian untuk bisa mengeksekusi ini," ujarnya.

(inh)

Read Entire Article
| | | |