Zulfikar Rakhmat, Akademisi RI Diperiksa Singapura soal Unggahan ISIS

4 hours ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

Akademisi asal Indonesia, Muhammad Zulfikar Rakhmat, sempat diinterogasi dan diperiksa sebanyak dua kali di Bandara Changi, Singapura, pada 2023 lalu. Pemeriksaan itu pun dikonfirmasi pada 2025.

Kementerian Dalam Negeri Singapura (MHA), pada Kamis (15/5) mengatakan pihaknya menginterogasi Zulfikar karena menarik perhatian keamanan Bandara Changi. Salah satunya karena Zulfikar pernah membuat unggahan daring yang mereka nilai mendukung tindakan ISIS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami tidak akan ragu untuk mengambil tindakan, termasuk berhenti di pos pemeriksaan kami untuk pemeriksaan dan wawancara, atau bahkan menolak masuk ke Singapura, setiap orang asing yang kami nilai dapat menimbulkan ancaman keamanan bagi negara dan masyarakat kami," kata MHA seperti diberitakan Channel News Asia pada Kamis (15/5).

Namun, Zulfikar membantah tudingan tersebut. Dalam pernyataan kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (17/5), ia mengatakan bahwa tudingan yang disampaikan MHA tersebut tidak benar.

"Saya tegaskan: saya tidak pernah mendukung ISIS, dan saya juga tidak pernah membuat unggahan daring yang mendukung tindakannya. Sebaliknya, saya secara terbuka dan konsisten mengkritik kelompok tersebut atas kekerasan dan distorsi ajaran Islam yang dilakukannya," katanya.

"Sebaliknya, saya secara terbuka dan konsisten mengkritik kelompok tersebut atas kekerasan dan distorsi ajaran Islam yang dilakukannya."

"Sebagai seorang Muslim sekaligus peneliti, saya memandang ISIS bukan hanya sebagai sumber penderitaan manusia yang sangat besar, tetapi juga sebagai kekuatan yang merusak prinsip-prinsip keadilan dan martabat yang menjadi inti dari iman dan pekerjaan saya."

[Gambas:Video CNN]

Lantas siapakah Zulfikar?

Mengutip laman resminya, Zulfikar merupakan Direktur Desk China-Indonesia dan Desk Indonesia-Middle East and North Africa (MENA) di Center of Economic and Law Studies (CELIOS).

Pada saat yang sama, ia juga merupakan afiliasi penelitian di Institut Timur Tengah-Universitas Nasional Singapura (NUS) dan peneliti tamu di Universitas Studi Luar Negeri Busan (BUFS) di mana ia menjadi profesor penelitian pada 2022-2025.

Sebelumnya, Ia menjabat sebagai asisten profesor di Universitas Islam Indonesia dan sebagai peneliti asosiasi di Institute For Development of Economics and Finance (INDEF).

Ia juga pernah mengajar di Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga, Universitas Bina Nusantara, Universitas Paramadina, dan Universitas Kristen Indonesia.

Zulfikar juga tercatat pernah menjadi konsultan untuk berbagai organisasi, termasuk Oxfam, USAID, Wikistrat, Gulf State Analytics, Freedom House, Kementerian Keuangan Indonesia, Grapevine Asia Partners, Doublethink Lab, Dialectica, dan lain-lain.

Dari sisi pendidikan, ia meraih gelar B.A dalam Hubungan Internasional, dengan fokus pada Timur Tengah dan politik Islam, dari Universitas Qatar.

Ia juga meraih gelar M.A. dalam Politik Internasional dan gelar Ph.D dalam Politik dari Universitas Manchester, Inggris. Penelitian Zulfikar selama ini seputar hubungan antara Tiongkok-Indonesia-Timur Tengah.

(fby/chri)

Read Entire Article
| | | |