Beda Istilah WLTP, NEDC dan CLTC Saat Cek Jarak Tempuh Mobil Listrik

14 hours ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Produsen mobil listrik biasanya menyertakan klaim jarak tempuh pada brosur yang sering ditemani istilah tertentu seperti WLTP, NEDC dan CLTC. Arti istilah ini penting dipahami untuk mengerti bagaimana caranya produsen mendapatkan angka kilometer tersebut.

Andai tak paham, istilah WLTP, NEDC dan CLTC bisa bikin membingungkan, apalagi bila menyadari angkanya berbeda-beda padahal di mobil listrik yang sama.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

WLTP, NEDC dan CLTC menandai standar pengujian efisiensi penggunaan baterai pada mobil listrik. Standar pengujian dibuat agar konsumen bisa membandingkan performa kendaraan secara adil dan konsisten.

Namun, setiap wilayah punya regulasi sendiri, yang menyebabkan perbedaan metode pengujian. Misalnya Uni Eropa menggunakan WLTP, China punya CLTC, sementara NEDC sempat jadi standar global sebelum mulai ditinggalkan karena dinilai tak mencerminkan kondisi nyata berkendara.

Arti WLTP, NEDC dan CLTC

WLTP adalah singkatan dari Worldwide Harmonised Light Vehicle Test Procedure. Ini adalah metode pengujian yang digunakan di banyak negara, termasuk Eropa, untuk menghitung konsumsi energi, emisi dan jarak tempuh kendaraan secara lebih realistis.

WLTP mensimulasikan kondisi mengemudi sehari-hari dengan berbagai skenario, mulai dari kecepatan rendah hingga tinggi, akselerasi agresif, pengereman hingga penggunaan AC dan perangkat elektronik lainnya.

Keunggulan WLTP dibanding standar lama seperti NEDC adalah cakupan pengujiannya yang lebih luas dan relevan dengan kehidupan nyata. Itulah sebabnya, angka jarak tempuh versi WLTP cenderung lebih rendah daripada NEDC, tapi lebih mendekati kondisi sesungguhnya di jalan.

Beberapa faktor yang dipertimbangkan dalam WLTP:
- Kecepatan rata-rata lebih tinggi
- Waktu pengujian lebih lama
- Kondisi lingkungan yang bervariasi
- Pengaruh beban kendaraan dan aerodinamika
- Konsumsi energi tambahan seperti AC atau sistem infotainment

Selanjutnya NEDC atau New European Driving Cycle adalah metode pengujian yang lebih dulu digunakan sebelum adanya WLTP. Standar ini kini dianggap usang dan kurang mencerminkan situasi mengemudi sebenarnya.

Meski begitu, angka jarak tempuh NEDC masih bisa ditemukan pada mobil-mobil lama atau yang dipasarkan di negara-negara tertentu.

Uji NEDC dibagi menjadi empat fase meliputi mengemudi di kota, luar kota, jalan tol dan kecepatan tinggi. Masalahnya, pengujian ini dilakukan dengan kecepatan rendah, tidak mempertimbangkan tanjakan dan tanpa penggunaan perangkat seperti AC.

Terakhir ada CLTC yang merupakan kependekan dari China Light-Duty Vehicle Test Cycle atau biasa juga disebut Combined Charging Load Test Cycle. Sesuai namanya, CLTC dikembangkan di China dan banyak digunakan produsen asal negeri tersebut.

CLTC mencoba menggambarkan jarak tempuh kendaraan dengan mempertimbangkan pengisian cepat dan pola berkendara di kawasan urban maupun highway di China.

CLTC menggabungkan tiga skenario pengujian:

- Kota: Kecepatan rendah, sering berhenti dan jalan, mencerminkan kondisi macet atau lampu merah
- Jalan Raya: Kecepatan tinggi, jarang berhenti
- Gabungan: Kombinasi dari dua kondisi di atas

Meski kelihatannya menyeluruh, angka yang dihasilkan CLTC umumnya lebih tinggi daripada WLTP maupun Environmental Protection Agency/EPA (standar AS). Ini karena pengujian dilakukan dalam kondisi yang cenderung lebih ringan dan ideal.

Beberapa analis menyebut kisaran CLTC hanya mencerminkan sekitar 75 persen dari jarak tempuh realistis jika diuji di negara lain seperti Eropa atau AS.

Mana yang paling mendekati kondisi nyata?

Satu mobil bisa punya tiga angka jarak tempuh berbeda tergantung standar yang dipakai. Misalnya, sebuah mobil listrik bisa diklaim menempuh 700 km (CLTC), tapi saat diuji dengan WLTP hanya 600 km dan dengan NEDC bisa lebih dari itu.

Konsumen perlu jeli dan tahu standar mana yang dipakai sebelum membandingkan antar mobil atau membuat ekspektasi.

Umumnya, WLTP dianggap paling realistis untuk penggunaan sehari-hari karena metode uji yang lebih ketat. NEDC cenderung terlalu optimistis, sementara CLTC berada di antara keduanya.

Namun tetap saja, kondisi sebenarnya di jalan seperti kecepatan, beban, dan suhu juga bisa membuat hasil berbeda dari semua standar tersebut.

Awas terkecoh

Banyak produsen mobil listrik asal Tiongkok masih mengandalkan hasil CLTC atau bahkan NEDC untuk memasarkan produknya. Ini sah-sah saja, tapi konsumen harus sadar bahwa angka-angka tersebut lebih 'optimistis'.

Sebagai gambaran, dealer kendaraan listrik bisa menyarankan pelanggan mereka untuk mengurangi sekitar 25 persen dari angka CLTC atau NEDC untuk mendapatkan gambaran jarak tempuh nyata terutama di iklim tropis seperti di Indonesia.

Jika Anda ingin melihat jarak tempuh EV yang mendekati kenyataan, prioritas utamanya adalah mencari angka versi WLTP atau EPA. Keduanya dianggap paling realistis karena mempertimbangkan berbagai kondisi jalan dan perilaku mengemudi yang kompleks.

Hindari menjadikan angka NEDC atau CLTC sebagai satu-satunya patokan. Hal ini terutama bila Anda berencana menggunakan mobil untuk aktivitas sehari-hari dengan medan dan lalu lintas yang beragam.

(job/fea)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
| | | |