Opsel Korea Ganti 23 Juta Kartu SIM Pelanggan Imbas Kebocoran Data

3 hours ago 3

CNN Indonesia

Senin, 28 Apr 2025 17:30 WIB

SK Telecom asal Korea Selatan mengumumkan pihaknya telah menjadi korban insiden peretasan yang melibatkan kode berbahaya. Operator seluler asal Korea Selatan, SK Telecom secara bertahap mengganti kartu SIM 23 juta pelanggannya imbas kebocoran data yang terjadi pada perusahaan tersebut. (iStock/simon2579)

Jakarta, CNN Indonesia --

Operator seluler asal Korea Selatan, SK Telecom secara bertahap mengganti kartu SIM 23 juta pelanggannya imbas kebocoran data yang terjadi pada perusahaan tersebut.

Pada awal April, SK Telecom mengumumkan pihaknya telah menjadi korban insiden peretasan yang melibatkan kode berbahaya. Insiden ini disebut berdampak pada data pribadi pelanggan.

Atas insiden ini, pemerintah diminta untuk meninjau ulang sistem perlindungan data secara keseluruhan di negara tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

SK Telecom sendiri telah meminta maaf. Namun, mereka belum memberikan rincian tentang tingkat kerusakan atau siapa yang berada di balik serangan tersebut.

SK Telecom sendiri akan memberikan penggantian kartu SIM gratis untuk semua pelanggannya sebagai langkah merespons insiden tersebut.

"Mulai pukul 10 pagi (0100 GMT) pada hari Senin, kami akan mengganti chip USIM secara gratis bagi mereka yang ingin menggantinya di 2.600 toko operator di seluruh negeri," kata perusahaan tersebut pada Senin (28/4), dikutip dari AFP.

USIM adalah singkatan dari Universal Subscriber Identity Module, yang digunakan dalam jaringan seluler.

Perusahaan telah berjanji untuk bertanggung jawab penuh dan meminta para pengguna untuk mendaftar ke layanan perlindungan informasi.

"Kami juga akan mempersiapkan penggantian USIM secara menyeluruh, jadi silahkan kunjungi toko," katanya.

Namun, mereka mengakui bahwa mereka baru mendapatkan kurang dari lima persen dari kartu USIM yang dibutuhkan untuk total 23 juta pelanggan. Namun, mereka menyebut akan mendapatkan lima juta chip tambahan pada akhir Mei.

Lebih lanjut, pelanggan operator seluler tersebut meminta SK Telecom untuk lebih transparan dalam penanganan insiden tersebut.

"Saya berharap mereka lebih transparan tentang berapa banyak informasi yang telah bocor dan berapa banyak pelanggan yang terkena dampaknya," kata Jang, yang sedang mengantri di pusat kota Seoul untuk mendapatkan kartu SIM baru.

"Tetapi sebaliknya, mereka hanya mengatakan kepada kami untuk mengganti chip USIM kami atau mendaftar ke layanan perlindungan," kata pekerja perusahaan berusia 30 tahun ini, yang meminta untuk tidak disebutkan nama belakangnya.

Korea Selatan, yang dikenal sebagai salah satu negara dengan jaringan internet paling baik di dunia, telah lama menjadi target peretasan dunia maya oleh Korea Utara. Negara ini disalahkan atas beberapa serangan besar di masa lalu.

(lom/mik)

Read Entire Article
| | | |