Wall Street Anjlok Gara-gara Trump, Pakar Wanti-wanti AS Resesi

1 day ago 3

CNN Indonesia

Selasa, 01 Apr 2025 11:20 WIB

Pasar saham Amerika Serikat turun tajam menjelang pengumuman kebijakan tarif oleh Presiden Donald Trump. Pasar saham Amerika Serikat turun tajam menjelang pengumuman kebijakan tarif oleh Presiden Donald Trump. (iStock/solarseven)

Jakarta, CNN Indonesia --

Pasar saham Amerika Serikat atau Wall Street turun tajam jelang pengumuman kebijakan kenaikan tarif oleh Presiden AS Donald Trump pada esok Rabu (2/4). Hari ini dilabeli Trump dengan "Liberation Day" atau "Hari Pembebasan".

Bahkan, saham AS mengalami kemerosotan kuartal pertama terburuk dalam beberapa tahun terakhir.

Diberitakan CNN, Senin (31/3), indeks acuan S&P 500 turun 4,6 persen sepanjang tahun. Catatan ini pun menjadi awal terburuk sejak 2022 serta kuartal terburuk sejak September 2022.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

S&P 500 awalnya merosot hingga 1,65 persen pada pagi hari, kemudian bangkit hingga naik ke 0,55 persen saat penutupan. Dow ditutup lebih tinggi sebesar 418 poin atau 1 persen, berhasil bangkit usai pembukaan yang rendah.

Di sisi lain, Nasdaq turun 0,14 persen setelah sempat rontok hingga 2,7 persen pada pagi hari sekaligus mencapai level terendah sejak September lalu. Indeks Nasdaq turun akibat penurunan yang terjadi pada saham Tesla, Nvidia, dan saham teknologi lain yang berpengaruh.

Sementara itu, saham di seluruh dunia mengalami penurunan menjelang pengumuman tarif yang disebut-sebut sebagai "Hari Pembebasan" tersebut. Para ekonom juga telah mewanti-wanti tarif besar yang akan dipatok Trump dapat memicu inflasi dan menghambat pertumbuhan ekonomi.

Wall Street juga akan mengalami ketidakpastian karena Trump belum mengumumkan besaran tarif, sehingga ahli strategi pasar merevisi perkiraan mereka untuk saham AS.

Menurut Goldman Sachs, perekonomian AS juga akan menghadapi risiko resesi yang semakin tinggi imbas kebijakan ini. Sebab, pengenaan tarif berisiko dapat menghambat pertumbuhan, meningkatkan pengangguran, dan memantik terjadinya inflasi.

Bank itu bahkan memperkirakan risiko resesi akibat tarif Trump meningkat menjadi 35 persen dalam 12 bulan ke depan, naik dari perkiraan awal sebesar 20 persen.

Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan dolar atas enam mata uang asing merespons rencana tarif itu dengan catatan buruk. Indeks itu turun hampir 4 persen pada tahun ini, menjadi awal tahun terburuk sejak 2016.

Trump akan mengumumkan tarif "timbal balik" pada Rabu (2/4) waktu AS. Ia akan menerapkan tarif terhadap beban-beban biaya negara lain yang selama ini menjadi beban AS di mata Trump.

Namun, belum banyak informasi yang diketahui tentang bidang atau produk apa saja yang akan dikenakan tarif oleh pemerintah AS.

(frl/vws)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
| | | |