Uji Dengkul dan Haji Mabrur Jalur Tangga Darurat demi Arbain di Nabawi

5 hours ago 1

LAPORAN HAJI DARI MADINAH

Dewi Safitri | CNN Indonesia

Kamis, 15 Mei 2025 07:30 WIB

Sudah jamak pemandangan antrean panjang lift hotel di Madinah jelang waktu salat di Masjid Nabawi. Jemaah haji mengejar salat fardu di masjid nabi tersebut. Suasana Masjid Nabawi di Madinah, tempat hemaah haji menunaikan salat fardu 40 kali atau arbain sebagai salah satu sunah haji. (CNN Indonesia/Haryanto Tri Wibowo)

Jakarta, CNN Indonesia --

Ada banyak cara berhaji dan mendapatkan atribut haji mabrur. Paling utama tentu dengan mengikuti teladan Nabi Muhammad SAW baik rukun, fardu, maupun sunnahnya. Ada juga cerita gelar mabrur yang disandang orang yang justru tak mampu memenuhi sunnah haji tetapi banyak membantu jamaah lain, misalnya yang lansia atau disabilitas - katakanlah namanya mabrur jalur lansia.

Yang terbaru adalah istilah jalur mabrur via tangga darurat. Tentu saja ini bukan sungguhan, cuma seloroh mengundang sedikit tawa sambil menghibur diri. Maklum jalur ini dimulai dari rasa kesal jamaah.

Alkisah di Madinah, hotel-hotel dibangun mengelilingi Masjid Nabawi. Dari kelas biasa sampai kamar premium, hotel yang paling banyak dicari adalah gedung-gedung yang memungkinkan jamaah tinggal 'ngesot' untuk jamaah salat fardu ke Nabawi. Sekarang ini jumlahnya sekitar 240-an sekeliling Masjid.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hotel dekat masjid ini adalah keputusan bisnis strategis untuk melayani pelanggan muslim. Dasarnya adalah sabda Nabi yang mengatakan siapa yang sholat di masjid beliau (Nabawi) sebanyak 40 kali tanpa ketinggalan (arba'in), maka dicatatkan baginya kebebasan dari neraka, keselamatan dari siksaan, dan terbebas dari kemunafikan (HR Ahmad).

Hadits ini jadi makin istimewa karena hadits lain menyebutkan salat di Nabawi pahalanya 10.000 kali lipat dibanding salat di masjid lain kecuali di Masjidil Haram, Mekah.

Musim haji untuk jamaah Indonesia, antara lain didesain dengan memperhatikan prinsip ini. Setiap jamaah akan diberi kesempatan sekitar delapan hari di Madinah untuk mengumpulkan poin arbain dengan salat lima waktu berturut-turut selama delapan hari.

Masjid yang lokasinya dekat akan sangat memudahkan proses ini. Beberapa tahun terakhir, jamaah Indonesia sudah menikmati fasilitas ini di Madinah.

Masalahnya, ini dia, tidak semua hotel punya fasilitas lift memadai di jam sibuk jelang waktu salat. Ada juga hotel yang memang lift-nya tidak berfungsi dalam kapasitas maksimum sehingga daya angkut lift sangat sedikit. Apalagi kalau ada jamaah harus berkursi roda, kapasitas angkut akan makin berkurang.

Akibatnya terjadi tumpukan jamaah di pintu lift hampir tiap lantai jelang adzan salat. Tumpukan terjadi lagi di lobi hotel tiap kali waktu salat usai dan jamaah perlu kembali ke kamar masing-masing, antriannya bahkan bisa mengular sampai ke luar hotel.

Hotel di sekitar Nabawi umumnya diatur agar tidak melebihi tinggi 13 lantai sehingga dibanding hotel konvensional lainnya sebenarnya secara hitungan, lantainya tidak lah terlalu tinggi.

Karena itu banyak jamaah akhirnya memilih menggunakan tangga darurat untuk naik dan turun lantai dalam momen krusial jelang waktu salat, iya lah daripada telat ya kan kelamaan nunggu lift. Masalahnya, siapa yang sanggup naik-turun 12-13 lantai lima kali sehari?

Untuk kesabaran, ketegaran dan kekuatan sendi dan dengkul inilah jamaah menyematkan gelar mabrur jalur tangga darurat.

(sur/sur)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
| | | |